45

23.8K 5.2K 1.9K
                                    







aku kasih update hari ini. next day libur dulu karena ada ospek





45. Chat.




Pagi itu saat bangun, Nichol dan Jevan sudah pulang.

Elia hanya berada di rumah saja seharian sambil membalasi pesan-pesan dari customer di online shopnya. Papah dan bunda pulang sorenya, lalu Anara datang bersama Egi membawa makanan untuk nonton bersama.

Jadi malam itu ruang tamu ramai dengan mereka berdua yang berdebat soal pelaku pembunuhan di sebuah film. Sementara Elia hanya bengong saja karena tidak berselera melakukan apapun.

Selalu mikir, kenapa dia terus yang ngebiarin Nichol ngasih harapan lebih. Elia bilang dia pasrah dengan perasaan, tapi bukan berarti mau dibuat bingung seperti itu.



Malu aja.




Kayak nggak ada harga dirinya.



Dia sengaja tidak membuka hp seharian, ia matikan total entah ada pesan masuk dari siapa saja Elia tak peduli. Mungkin Biska sudah menggila karena pesan-pesannya diabaikan, sementara Nichol dia tak yakin pria itu akan ingat padanya.

"Gue lepas aja deh,"


Suasana hening setelah Elia berkata demikian. Egi dan Anara pun menoleh dengan wajah bingung.

"Apaan yang lu lepas?" tanya Egi heran. "Jangan baju."

"Mulut lo," decak Anara.

Elia menghela napas berat, tampak tak berselera meladeni gurauan Egi. "Selama ini gue tetep biasa aja ketemu mereka padahal udah ditolak karena gue nggak mau jauh dari Jevan, masih mau berhubungan,"

"Oh anaknya," gumam Egi.

"Terus?" sahut Anara.

"Tapi capek aja, kayak buat apa deh? Toh akhirnya gue bukan pilihan mereka," Elia menautkan kedua tangannya. "Nichol udah nolak, Jevan pun bakal diambil sama mamah kandungnya."

"Gue juga heran kenapa lo masih kuat kuat aja," ucap Egi. "Yaudah sih, kayak Elia dulu, nggak dapet A jelajah yang lain."

"Ini bukan A lagi Gi," balas Anara yang paham jika sahabatnya benar-benar jatuh cinta. "A sampe Z kalo Nichol di mata Elia."

"Halah cakepan juga gue," balas Egi cuek. "Heran ama cewek, kok kuat banget stay abis ditolak, mending cari yang laen."

"Dia kenapa Ra pede banget?" tanya Elia bingung.

"Fakta kali,"

"Mau heran tapi Egi,"

"Padahal gue udah baper banget dia kesini kemaren," ucap Anara.

"Dia tuh ngasih harepan gue terus tai," Elia menutup wajahnya.

"Artinya dia nggak mau ngelepas elo," sahut Egi. "Cowok suka gitu, terbiasa dikasih cinta sama cewek yang nggak dia suka, pas orangnya pergi ngerasa kehilangan."

"Tapi terus ngasih harepan tanpa kepastian," cibir Anara. "Nggak banget lah, kasian pihak ceweknya salah paham mulu."

Elia pun mengangguk dengan wajah melas.

212 Days ( AS 9 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang