61

15.9K 3.9K 719
                                    


kukasih triple kok.

maaf yaa baru muncul, sempet buntu otak sy buat mikir karena banyak tugas kampus.





61. Drop.




Elia duduk di sofa ruang tamu sambil menautkan kedua tangannya. Melihat ke ruangan atas beberapa kali karena Nichol dan dokter Ibrahim belum keluar sejak 25 menit yang lalu. Dia sangat ingin tahu apa yang mereka bicarakan di dalam.

"Nanti saya kabari lagi,"

"Iya, Dok."

Elia berdiri, menghampiri mereka yang sedang menuruni tangga. Hanya menatap Nichol tanpa mengatakan apapun karena pasti pria itu paham apa yang akan ia tanyakan.

Setelah Nichol mengantar dokter Ibra masuk, mereka saling bertemu. Pria itu melangkah menuju dapur untuk mengambil segelas air dan meminumnya.

"Nic?" Elia memanggil.

"Hm,"

"Is everything okay?"

Nichol melirik sekilas, lalu menutup pintu lemari dapur. "Maksudnya?"

"Dokter Ibra kenapa malem-malem dateng?"

"Cuma periksa aja,"

"Biasanya kamu yang ke sana,"

"Nggak juga, kebetulan lewat aja."

Elia menatap Nichol tanpa sahutan lagi, lalu mendekat pada pria itu dan memeluknya dari belakang membuat Nichol menunduk dan mengusap kedua tangannya.

"Nggak ada apa-apa, El."

"Aku mau kamu terbuka,"

"Nggak ada yang disembunyiin," Nichol melepas pelukan Elia dan berbalik badan. "Perginya... next time aja ya, ada kerjaan dadakan,"

"Tapi—"

"Saya call Hendry dulu—"

"Nic," Elia menatap kepergian Nichol dengan tatapan sendu. Ia kemudian menoleh saat bel rumah berbunyi, jadi memutuskan untuk membuka pintu.

"Duh ujan lagi di luar," sosok Hendry ngacir masuk ke dalam sambil melepas jaketnya.

"Naik mobil kan?"

"Iya, kan pas masuk kena," jawab Hendry.

"Kiraiin nggak jadi ke sini?"

Hendry mengangkat kepalanya. "Lah, kalian pada nggak jadi pergi?" tanyanya. "Nichol mana??"

Elia sempat diam, lalu menggaruks alisnya kerena tidak tau harus memberi jawaban apa. "Tadi... Dokter Ibra ke sini, mungkin next time aja keluarnya,"

"Jam segini??"

Elia mengangguk.

Hendry diam sesaat, jika sampai datang ke sini ada hal yang ingin disampaikan. Tapi seperti biasa Nichol tidak mau memberi tahu siapapun sebelum dipaksa bicara.

"Dia di kamar?" Hendry duduk di sofa.

"Iya," Elia ikut duduk di sampingnya, melihat sekitar dulu untuk memastikan situasi. "Ada sesuatu yang gue nggak tau?"

"Kayaknya sekarang lo lebih banyak tau daripada gue, Kak."

"Serius, Hen..."

"Ya apa? Nggak ada, buat saat ini."

Elia menghela napas berat. "Ituloh barusan Dokter Ibra dateng terus dia langsung berubah gitu, masa nggak tau yang disampeiin apa?"

"Kenapa nggak tanya langsung?"

212 Days ( AS 9 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang