dua puluh dua

20.9K 5K 2.2K
                                    




ini episode fav ke 2 versi saya.

selamat membaca!






22. Papah.






"Menantu, HAHAHAHA." Egi ketawa paling kenceng begitu Elia curhat soal obrolan semalam dengan Kakek Han.

"Mimpi apa doi pengen jadiin orang begini jadi menantu?" tanya Anara menatap Elia dari atas sampai bawah.

Elia di deket mereka berdua tuh ternista mulu. Beda kalo lagi sama Jihan.

"Lo tuh nggak tau," Elia menunjuk wajah mereka. "Kedatangan gue di rumah itu merubah segalanya, Elia nih Bossss,"

"Ya kan orang sana belum pada tau Elia kalo mandi tiga jam, bangun siang mulu, kalo makan sampahnya dibuang minggu depan," cerocos Anara.

"Mereka nggak mentingin itu cuy, yang penting gue nya! Gueee," Elia masih ngotot.

"Ini maksudnya lu mau dijadiin menantu?" tanya Egi.

Elia diam.

"Dia tuh dari awal udah demen sama bosnya, cuman sok-sokan ngelak aja," ledek Anara. "Nggak pernah nggak bahas tuh duda kalo telfon."

"Gini yaa," Elia tertawa.

"Halahhhh," Egi mendorong wajahnya. "Watak lo tuh nggak bakal berubah,"

"Tapi mau gue suka atau enggak nggak ada yang berubah sih," Elia mengangkat bahu. "Kita berdua nggak akan bisa bareng."

"Iya dia nya yang nggak mau bareng elo," Egi tertawa membuat Elia mencibir.

"Tapi siapa tau loh," celetuk Anara. "Ya walaupun agak males mengakui, tapi lo emang cakep, El."

"Oh ya jelas," Elia mengibaskan rambutnya.

"Selera dia tinggi El,"

"Egi tuh apasih? Lo nggak liat modelan temen lo seseksi apa??" Elia membusungkan dadanya membuat Anara tertawa kencang. "Tuh duda panas dingin tiap ngomong sama gue."

"Ampun suhuuu," balas Egi.

"Kasih paham El,"

"Waduh," Elia bangun dari kasur Anara. Ia berlari kecil menghampiri meja untuk meraih hpnya. "Mampus harus jemput Jevan."

"YAAAA HAHAHHA TAKUT SAMA BOSSSS."

"SIAPA YA KAK YA YANG PANAS DINGIN SEKARANG??"

"Tai lo semua tai!" Elia menunjuk mereka sambil berlari kecil keluar dari rumah.


Di situ Egi dan Anara saling memandang. "Sekarang?" tanyanya.

"Ayo."








❤️‍🩹❤️‍🩹❤️‍🩹❤️‍🩹❤️‍🩹



"JEVAN!!"

Elia melambaikan tangannya dari dalam mobil, ia tersenyum lebar sambil membuka kaca mata hitam sampai semua Ibu-Ibu memperhatikkan. Elia turun dari mobil menghampiri Jevan yang sedang berkumpul dengan Kia dan Dika.

"Ayo pulang, Papah nunggu," ajak Elia.

"Tante mau jemput aku atau mau ngonser sih?" tanya Jevan.

Elia menunduk melihat penampilannya. "Loh sengaja, siapa tau ada yang nanya seberapa mahal harga outfit lo,"

"Hai, Tan," Kia memanggil membuat Elia menoleh. Bocah cilik itu saling senggol-senggolan karena tak berani bicara duluan.

"Apa nih? Mau kerjaiin Tante lagi?" tanya Elia.

212 Days ( AS 9 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang