64

13.9K 3.4K 492
                                    



haiiii been a while....

aku publish sampe selesai yaaa jadi gaperlu nunggu lagi. maaf yaaa semuanya. beneran makasih banget udah nunggu. aku gamau tulis alesan ini itu, jadi aku kasih ceritanya langsung aja hihi,

but untuk bbrp org yg ngataiin aku di komen next time bisa dijaga ketikannya yaaa hihi. 1 komen hate aja bisa sensitif bgt buat penulis 💗

baca part sebelumya dulu ya mungkin ada yg lupa. love youuuu.




64.


00.25

Nichol terus menatap jam dinding di depannya. Jarumnya terus berjalan ke depan memutari waktu, dan disitulah keberadaannya terhitung mundur.

Ia menoleh ke samping, mendapati Elia tertidur pulas di sampingnya. Matanya terlihat sembap setelah mereka saling mengobrol beberapa jam lalu, Nichol tau ucapannya menyakitkan.

Pria itu bangun dan duduk di pinggir kasur dengan tatapan kosong. Menatap kedua tangannya yang pucat. Ia kemudian menoleh lagi pada Elia, dengan mata berkaca-kaca.

Pria itu beranjak dari kasur dan keluar dari kamar. Kemudian mengeluarkan mobilnya dari garasi dan pergi dari rumah. Selama perjalanan tatapannya terlihat kosong dan putus asa.

"Waktu kamu lebih tipis dari yang saya duga, Nic."

"Kita bakal selalu berusaha buat kamu."

"Saya nggak bisa hidup tanpa kamu,"


Nichol memutar stir mobilnya saat berada di belokan, lalu menurunkan kecepatan mobilnya karena masuk ke dalam gang kecil. Pria itu turun setelah berhenti di depan rumah papah karena Jevan ada di sana.


Ting Tong!



Klek!


"Nic?" Kakek Han membuka pintu dan mempersilahkan Nichol masuk. "Kok dateng malem-malem?" tanyanya sambil merangkul sang putra.

"Jevan udah tidur?"

"Tuh, di kamar lagi nonon tv,"

"Nichol samperin dulu, Pah."

"Nggak ada apa-apa kan?" tanya Kakek Han. "Papah lagi nonton Tetangga Masa Gitu sama Yuna, eh dianya ketiduran. Kamu kalo mau samperin Jevan langsung ke atas aja,"

"Hm,"

"Nanyaiin kalian terus tuh pengen pulang ke rumah," ucap Kakek Han. "Mau kamu bawa pulang?"

Nichol diam sesaat, lalu melangkah menuju lantai atas dan masuk ke kamar dimana Jevan berada. Ternyata anak itu sudah tertidur, jadi Nichol naik ke kasur dan berbaring di samping putranya.

"Jevan," bisik Nichol. "Anak Papah yang ganteng."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
212 Days ( AS 9 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang