33

21.8K 4.8K 1.4K
                                    



panjang nih.



33. Sikap.

Nichol : knp dimatiin
Sent.



Nichol terbangun pagi itu karena tertidur di sofa semalam. Ia menautkan alisnya sambil menguap, kemudian menatap Jevan yang sedang bermain Ipad di depannya.

"Van," panggilnya.

"Udah bangun?"

"Kenapa nggak bangunin Papah?"

"Kan masih tidur,"

Nichol tak menyahut lagi. Ia beranjak, harusnya mengambil air minum seperti rutinitas biasanya, namun tangannya bergerak untuk meraih hpnya yang kosong tanpa notifikasi.

"Mamah tadi pulang duluan dijemput pake mobil," jawab Jevan.

Nichol tak menjawab, sudah ia duga wanita itu tidak niat. Harusnya dia pulang tadi malam saja jika Jevan tidak ketiduran dan Atika memaksannya untuk tinggal.

"Telfon Elia Van, suruh di rumah kita pulang," katanya.

"Kan Papah bawa kunci?"

"Disuruh langsung dikerjaiin..."

"Okay... maaf," Jevan langsung membuka kontak Elia, melirik Papah yang masih menunggunya. "Nggak diangkat,"

"Coba lagi,"

"Udah dua kali,"

"Coba terus sampe diangkat," suruh Nichol sambil pergi ke kamar mengeluarkan tasnya sekalian membereskan barang-barang Jevan.

"Tetep nggak diangkat Papah, kita pulang aja sekarang,"

Nichol menghampiri Jevan, memakaikan jaket pada anak itu. "Ayo, kita sarapan di jalan," ucapnya meraih tangan Jevan keluar dari vila.

"Aku masuk mobil sekarang,"

"Gih,"

"Barang Mamah ada yang di sini—"

"Biar dia ambil sendiri," Nichol membuka pintu mobil setelah Jevan masuk. Ia kemudian menyalakan mesin dan keluar dari area vila.

Pagi itu mereka menempuh perjalanan sekitar 6 jam kurang, sesampainya di rumah Nichol hanya memakirkan mobil di depan karena akan pergi ke kantor.

Nichol membuka pintu tengah, meraih Jevan yang sedang tidur ke gendongannya. Lalu mengeluarkan kunci di saku jas dan membuka pintu. Ia menatap sekitar yang masih kosong dan gelap, lalu melangkah ke lantai atas dan membawa Jevan ke kamarnya.

Setelah keluar ia berhenti dan menoleh ke arah kamar Elia, melangkah ke sana dan mengetuk pintunya berkali-kali. "Lia," panggilnya.

Nichol mendengus karena tak kunjung dapat jawaban, jadi ia memaksa membuka pintu dan masuk ke dalam. Bersamaan dengan itu muncul Elia yang keluar dari kamar mandi hanya dengan lilitan handuk.

"HEHHHH!!"

Nichol sempat terdiam, tapi segera berbalik badan dengan tatapan kesal. "Dipanggil dari tadi juga,"

"Loh saya masih mandi," balas Elia segera meraih kardigan di kasur. "Kok cepet banget sih udah pulang?? Jevan mana?"

Nichol berdecak. "Kenapa? Seneng kita pergi?"

"Lumayan sih," jawabnya terlalu jujur.

Nichol menoleh dengan tatapan malas. "Kalo dicall diangkat jangan dicuekin," omelnya tiba-tiba. "Sibuk apa kamu?"

Elia mengerjap. "Siapa yang telfon?? Kapan?"

"Pake nanya,"

"Hp saya dari semalem lowbat, belum dicas tuh," jawab Elia. "Ya maaf, kan kunci kamu bawa juga, emang butuh apa lagi?"

212 Days ( AS 9 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang