55

24.3K 5.3K 2.2K
                                    
















Nichol : saya kangen
Read.



Sial.


Nichol memandang lama layar hpnya, yang tadinya sabar lama-lama gusar karena tak kunjung ada respon. Dia jadi benci dengan jarinya yang tidak bisa diam.

"Papah kok belum bobo?"

Nichol menoleh, memandang Jevan yang wajahnya sudah mengantuk setelah ia usap-usap punggungnya agar tidur. "Abis ini,"

"Jevan bobo duluan nggak papa?"

"Iya gih," Nichol mengusap punggung Jevan lagi sambil sesekali melihat layar hp.

Hingga detik berikutnya ia lempar hp itu ke kasur dengan ekspresi malas. Ngapain juga dia tunggu. Aneh.

"Pah..." Jevan memanggil.

"Hm,"

"Kangen sama Tante Elia,"

"Iya,"

"Papah juga kangen?"

Nichol diam.

"Mana mungkin," decih Jevan sambil memeluk guling. "Papah sombong."

"Tidur tidur," Nichol mengusap kepala Jevan. Dia masih berbaring juga karena posisi ranjang mereka sejajar.




Ting!




Nichol menoleh cepat dan meraih hpnya.









Elia : iyaa kesana




Nichol tertegun sendiri karena tiba-tiba jantungnya berdetak tidak normal. Ia letakkan hp nya tanpa membalas apapun. Pria itu memasukan lidah ke dalam pipinya sambil menahan senyum.


Sial. Ada apa dengannya.


Nichol berdeham singkat, melihat Jevan dulu sebelum membuka selimut dan turun dari ranjang. Awalnya merasakan pening saat menginjak lantai, tapi lama-lama memudar. Ia melangkah menuju kamar mandi.

Nichol menyalakan kran air dan membasuh wajahnya. Memandang sebentar wajahnya di cermin, lalu merapikan sedikit helaian rambutnya yang agak berantakan.


Tidak. Ini bukan Nichol banget.


Nichol kembali mengacak-acak rambutnya dan melangkah kembali ke luar tapi saat membuka pintu kamar mandi muncul Elia di hadapannya membuat Nichol terkejut.

"Oh di sini,"

"Ngapain?"

"Tadi di dalem nggak ada kiraiin di mana,"

Nichol berdeham. "Awas mau lewat,"

"Oh," Elia segera menyingkir. "Perlu dibantu nggak?" tanyanya sambil menawarkan tangannya.

Nichol melirik sekilas. "Nggak usah," jawabnya sambil melangkah menunu ranjang.

"Pelan-pelan,"

"Hm,"

"Bisa naiknya nggak?"

Nichol diam sesaat, lalu menoleh. "Saya bukan lumpuh,"

Elia mengerjap. "Oke,"

Nichol kembali berbaring di ranjang, melirik Elia yang sedang mengambil tasnya. "Mau kemana?" tanyanya.

"Ha?" Elia menoleh.

"Kamu belum ketemu Jevan,"

"Iya,"

"Yaudah,"

"Yaudah apa?"

212 Days ( AS 9 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang