so far masih enjoy kan. ga nyangka udah ep 41 aja nih.41. Obsesi.
Ting Tong!
Elia spontan menjatuhkan hpnya di lantai dengan tangan bergetar, ia membungkuk untuk meraihnya lagi. Mendengar suara percikan dari kamar mandi yang artinya Jevan masih di sana.
Ia menarik napas dalam, lalu melirik pisau di rak dapur. Tanpa basa-basi mengambilnya dan melangkah menuju pintu.
Ting Tong!
Elia memejamkan matanya sembari merapalkan permohonan agar dilindungi. Ia pun membuka pintu apart, langsung menodongkan pisau tersebut sambil memekik marah.
Namun sebuah tangan menahannya membuat Elia membuka mata, terkejut melihat Nichol berdiri di sana dengan tatapan bingung.
"Dia tau tempat kamu?" tanyanya langsung paham.
Elia menarik kembali pisaunya.
"Orangnya ngancem ke sini?" tanya Nichol lagi.
"Kamu kenapa balik ke sini?" tanyanya.
"Dompet sama hp ketinggalan di dapur," jawab Nichol kembali masuk. Setelah mengambil barangnya ia menghampiri Elia yang sedang mengawasi sekitar. "Lia,"
"Yaa?" Elia menoleh dengan ekspresi linglung.
Nichol langsung meraih kedua bahunya membuat Elia terpaku kaget. "Jangan pernah asal bukaiin pintu,"
"Kalo kamu yang dateng?"
"Saya bakal ketuk pintunya tiga kali, paham?"
Elia perlahan mengangguk, kekhawatirannya sedikit memudar. "Gih kerja udah jam segini," suruhnya. "Jevan abis ini selesai mandi."
Nichol berdeham singkat, membuang tatapannya dari mata Elia. Ia hanya mengangguk dan pergi dari sana membuat Elia menyender di pintu sambil tersenyum kecil.
Tapi senyumnya segera ia hilangkan untuk menyadarkan diri bahwa baper akan mencelakai hatinya lagi.
Ia menutup pintu, meletakkan pisaunya di meja dapur. Nichol benar, dia tidak bisa terus berharap bisa menangani masalahnya sendiri apalagi jika sumber masalahnya orang seperti Biska.
Awalnya ia pikir diam saja tidak melawan pria itu agar videonya tidak tersebar sudah cukup, tapi Biska tidak menyerah di situ saja. Cowok itu memang sakit luar biasa.
Ting Tong!
Elia menoleh cepat. Siapa lagi?
Ia masih diam di tempatnya.
Tok.
Tok.
Ketukan ketiga dibunyikan.
Elia langsung terkekeh geli, ia berlari kecil menuju luar dan membuka pintu namun tiba-tiba seseorang berjaket hitam masuk begitu saja ke dalam dan menutup pintu membuat Elia melebarkan matanya kaget.
"Biska," Elia memundurkan langkahnya takut.
Biska menyisir rambutnya ke belakang, menatap Elia tak habis fikir. "Kalo kamu malem itu nggak kabur aku nggak bakal semarah ini,"
"Najis lo," tukas Elia. "Ngapain gue harus bertahan satu rumah sama psikopat."
"Semalem cowok sialan itu nginep di sini?? Dia yang bikin aku ditangkep kan?? Siapa namanya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
212 Days ( AS 9 )
RomanceElia harusnya mengadakan pesta di hari pertamanya memiliki tempat tinggal sendiri. Tapi semuanya kandas setelah ia tak sengaja berhadapan langsung dengan insiden yang mau tak mau menyangkutkan dirinya dengan sosok pria menyebalkan serta putra keciln...