30

19.9K 4.9K 1.1K
                                    


part kemarin ada yg bingung kenapa mereka tiba" gitu, padahal udah jelas di situ dialog dr awal menuju kesana 😭 plus judulnya.




btw udah lama ga bikin deep talk episode, so here u go.



30. Kesalahan.



Cuma Nichol doang yang bisa bikin Elia berani maju duluan.




Dia memang kadang blak-blakan, tapi cukup bisa menjaga harga dirinya di depan lelaki. Nggak ada sejarahnya dia nembak duluan, atau bergerak pertama karena pasti cowok yang datang padanya.


Tapi semenjak mengenal Nichol yang sangat tertutup, sulit digapai, dan terlihat tidak tertarik padanya, justru Elia merasa sangat tertantang dan enggan mengalihkan perhatiannya.


Sejak kejadian ciuman 3 hari yang lalu, mereka hampir tidak pernah mengobrol. Saat pagi rumah sudah kosong karena Nichol mengantar Jevan, lalu sorenya ia jemput anak itu dan Nichol akan pulang saat dia sudah tidur.

Elia tau kok, Nichol menghindarinya. Dia juga melalukan hal yang sama.


Mau bilang cowok itu brengsek, tapi Elia yang kemarin mulai duluan, jadi tidak ada yang bisa disalahkan di sini.




"Eh eh sepatu taroh tempatnya jangan nggak disiplin!" omel Elia pada Jevan yang baru masuk rumah. Anak itu langsung menuruti perintahnya.

"Papah kenapa sih sekarang pulangnya malem banget?"

"Mungkin sibuk,"

"Dia setiap hari sibuk," cibir Jevan.

"Yaudah sih kan ada aku," Elia menarik tas di punggung Jevan. "Mandi abis itu ke bawah, tadi aku pesenin pasta."

"Pasta apa?"

"Carbonara, kata Papah kamu suka,"

"Oke,"

"Gih mandi, inget ya handuk taroh mana, baju kotor taroh mana, sekarang belajar mandiri jangan diladenin terus!"

"Iya Tante bawel," Jevan naik ke atas dengan langkah malas.

Elia langsung tersenyum kecil, ia pun melangkah ke dapur dan mengeluarkan bungkus pasta yang ia beli. Ada satu yang pedas untuknya, jadi dia duduk di sana dan menyantap duluan makanannya.

"Gila, ini mah enak banget," Elia menggeleng dengan mata memejam. "Beli lagi sih kalo gini."

Ia tersentak saat membuka mata ternyata Nichol sedang melangkah masuk ke dapur, Elia buru-buru menegakkan badan dan menguasai diri. Melirik Nichol yang sedang membuka kulkas.

Ayo El, kalau diem malah keliatan dia ngehindar. Harusnya El bersikap kayak biasanya jadi Nichol tidak mengira dia menganggap kejadian waktu itu serius.

Elia hendak membuka mulut untuk bicara, tapi lagi-lagi ia urungkan karena sulit rasanya. Keburu malu duluan.

"Jevan mana?" Nichol menoleh dan bertanya duluan.

Elia langsung melirik dengan ekspresi biasa. "Di atas tuh lagi mandi," katanya. "Tumben pulang awal."

Oke. Bodoh. Keliatan kalau dia merhatiin jam pulang Nichol.

"Hari ini rapat doang," jawab Nichol sambil mengeluarkan sebotol selai dan dua potong roti. Meletakkannya di atas meja tempat Elia makan.

Suasana hening.


Canggung juga.


Elia menunduk melahap pastanya pelan-pelan, padahal pengen cepet-cepet abis jadi dia bisa pergi dari suasana mencekam ini. Masalahnya Nichol diem doang nggak ada omongnya.

212 Days ( AS 9 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang