40

20.7K 4.8K 1.3K
                                    




rameiin yaaaaaa, yg rame ampe ribut.




40. Ikat rambut.






"Beneran mau tidur di sofa?"

Nichol menerima bantal dan selimut dari Elia. "Iya lah, dari pada sama kamu."

"Astaga... pedes banget tuh mulut," Elia menggeleng heran. "Nyesel saya nawarin nginep."

"Saya nginep karena Jevan,"

"Hellow?? Saya yang punya rumah loh??" Elia berkacak pinggang.

Nichol dengan cuek meletakkan bantak dan berbaring di atas sofa, lalu berbalik membelakangi Elia yang sangat dongkol karena harga dirinya sebagai tuan rumah tidak ada.

Elia melangkah menuju dapur untuk mengambil minum, Nichol pun berbalik lagi menatap cewek itu. Bisa-bisanya berani tinggal sendiri padahal mantan mesumnya bisa datang kapan saja.

"Mantan kamu tau apart ini??"

"Tau,"

"Bodohnya,"

"Saya pindah kamar kok, jadi dia nggak tau,"

"Tambah bodoh,"

Elia menggebrak meja dengan gelas. "Dikataiin mulu deh!"

"Bukannya pindah apart,"

"Sisa kontrak saya tuh masih, untung yang punya masih baik bolehin pindah kamar," cibir Elia.

"Lebih berharga kontrak dari pada keselamatan sendiri??"

"Dikit,"

"Lucu, El."

"Ya mau gimana lagi coba? Menghindar sejauh antartika pun kalo orangnya masih mau ngejar ya susah buat ngehindar," cibirnya. "Kenapa harus saya yang capek-capek kabur padahal nggak punya salah."

Nichol menghela napas berat, ia pun duduk karena jam segini belum saatnya untuk tidur. Menginap di rumah orang bukan hal biasa untuknya. Dia sudah pindah tinggal sendiri sejak umur 16 tahun.

"Mau dibuatin minum?"

"Enggak,"

"Panas atau biasa?"

Nichol menoleh memandang Elia yang berjalan ke arahnya membawa dua gelas. "Percuma nanya sama kamu,"

"Tuh tau,"

"Jevan tidur di mana?"

"Di kolong," celetuk Elia. "Pertanyaan paling aneh hari ini."

Nichol menyenderkan kepalanya di sofa, melirik Elia yang duduk di lantai bawah. Diam melihat bagaimana cewek itu meniup tehnya yang masih panas, sesekali menyeruputnya sedikit lalu meringis.

Padahal tidak ada yang menarik, tapi Nichol tetap memperhatikkannya dalam diam. Menelisik bagian mana yang membuatnya belum mau mengalihkan tatapan.

Dan sekarang Elia sangat-sangat sadar sedang diperhatikan jadi dia memilih sok sibuk agar tidak ketauan gugup. Dari samping saja bisa membayangkan tatapan tajam Nichol.


212 Days ( AS 9 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang