Salam Penutup

82 9 11
                                    

Akhirnya, aliran air sungai kita menepi pada muaranya, ya?

Satu hal paling penting yang ingin saya sampaikan adalah-sebenarnya-sejak awal, cerita Atlas tidak bertujuan sepenuhnya membahas kisah cinta. Bukan, kisah ini bukan sepenuhnya kisah cinta. Kisah ini berisi rangkaian manusia-manusia biasa yang bingung, namun harus terus menerjang lika-liku kehidupannya.

Pun tujuan utama saya menulis bukan untuk menyenangkan semua orang. Saya paham, akan ada pembaca yang tidak suka maupun menyukai tulisan saya, gaya saya ketika membawakan kisah, cara saya menulis sudut pandang, cara saya membawakan tokoh, hingga keputusan saya dalam merangkai alur lika-liku kehidupan setiap tokoh. Saya paham, tulisan serta kemampuan menulis saya masih prematur dan jauh dari kata sempurna.

Untuk itu, sebagai pembelajar sejati dalam hidup, dengan hati terbuka saya terima kritik, saran, dan berbagai komentar yang membangun. Jika ada yang disampaikan, silahkan ketuk direct message, ya. Sebab mempublikasikan karya berarti menyerahkan karya untuk hidup di benak publik, jadi mari kita berdiskusi bersama.

Atlas pun saya tulis tidak untuk menggambarkan dunia imajiner yang serba ideal. Meskipun dunia yang saya bangun adalah dunia yang fiktif, namun saya tidak bermaksud menciptakan tokoh yang serba sempurna. Tokoh yang saya tampilkan pada cerita Atlas adalah tokoh yang manusiawi, yang paling dekat dan mirip dengan manusia biasa. Cerminan manusia pada umumnya; imbang antara baik dan buruk. Pernah melakukan kekeliruan dan penyesalan-seperti kita, manusia yang sesungguhnya.

Begitu pun untuk alurnya. Apa yang saya hadirkan di sini adalah cerminan dari potongan-potongan kehidupan manusia biasa yang menghidupi jalannya masing-masing. Beberapanya menyenangkan, sebagiannya tidak menyenangkan. Beberapanya terduga, sebagiannya di luar dugaan. Beberapanya terlihat aneh dan tidak biasa, sebagiannya terlihat seperti kehidupan kebanyakan orang pada umumnya. Memang begitu, kan, kehidupan?

Bagi saya, menulis bertujuan untuk mengungkap realita yang ada di dunia. Kadang, kenyataan yang ditangkap lensa setiap orang bisa berbeda-beda, kan? Setiap orang bisa memasang kacamatanya masing-masing dalam memandang dunia dan kenyataan. Maka, salah satu tujuan saya menulis Atlas adalah untuk menangkap berbagai keberagam realita yang ditangkap berbagai kacamata; jalan hidup, latar belakang, pengalaman, karakter, pola pikir, prinsip, minat, dan faktor lainnya yang membentuk seseorang menjadi seseorang. Semoga perbedaan kacamata tersebut bisa tergambar dengan baik melalui dua perspektif tokoh pada Atlas ini.

Kurang lebihnya seperti itu. Semoga semua yang saya tuangkah pada Atlas dapat tersampaikan dengan baik di benak pembaca. (Lebih bagus lagi apabila tujuan-tujuan saya bisa tertangkap dengan baik. Jika tidak pun bukan masalah, setiap orang berhak memaknai tulisan ini sesuai kacamata, pandangan, dan perspektifnya.) Terima kasih banyak untuk teman-teman pembaca yang sudah mengikuti perjalanan Atlas hingga saat ini. Menulis Atlas adalah sebuah perjalanan panjang yang berharga, berkesan, dan menyenangkan, maka semoga hasil jerih payah ini bisa bermanfaat untuk teman-teman pembaca semuanya.

Terakhir, izinkan saya menutup karya ini dengan ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya.

Tunggu karya saya selanjutnya, ya! ♡

Penulis,

Najla Assyifa.

PLAYLIST

Playlist Atlas dan Venus

Atlas vs. Venus (Vol.1), https://open.spotify.com/playlist/2PSfHUKqJfhzlNrDjiy0aa?si=002ab84ae4a0422f

Atlas vs. Venus (Vol. 2), https://open.spotify.com/playlist/1V8NdnUW292jqdad54MJph?si=85f966094bb0430b

Meet me, Venus (Vol. 1), https://open.spotify.com/playlist/129DaMBQjSSCBkcVXQbnUH?si=71a8d0716ba5403a

Playlist berisi keseluruhan lagu yang ada di dalam buku

Atlas, https://open.spotify.com/playlist/2nFGAJ3HaE5PyYj0TgmuAo?si=bec2b78e1a3e426f

AtlasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang