Acara Perpisahan Sekolah

67 12 4
                                    

Pukul tujuh pagi pada hari Sabtu yang cerah, beberapa bus pariwisata berukuran besar sudah diparkirkan secara berderetan di samping pintu gerbang sekolah. 

Satu angkatanku sudah berkumpul semua, berebutan meletakkan tas ransel maupun jinjing mereka ke dalam bagasi bus. Beberapa guru akhirnya berkumpul dan ikut melakukan hal yang sama. Setelah semua tas dimasukkan ke dalam bagasi, kami masuk ke dalam bus sesuai dengan kelas masing-masing. Seperti biasa, sebelum berangkat absen dibacakan oleh guru yang ada di setiap bus, untuk memastikan kehadiran murid supaya tidak ada yang tertinggal. Aku duduk di sebelah Damita, kami memilih tempat duduk di sayap kanan pada barisan depan agak ke tengah. Aku yang duduk di dekat jendela dan Damita yang duduk di kursi tepat sebelah jalan sempit di tengah-tengah bus. Sementara itu, bagian belakang diisi oleh anak laki-laki yang berisik. Atlas dan Gavin bergabung di sana, sekarang sedang ribut menertawakan sesuatu, entah apa.

"Ah, jadi ingat field trip masa-masa SD," gumam Damita, lalu dia menoleh ke arahku. "Kapan terakhir ikut pariwisata dari sekolah?"

Aku mengangkat bahu, "SD? SMP? Kayaknya SMP."

Setelah itu, dia mengambil kantong plastik dari minimarket berisi berbagai snack yang dibawanya, membuka sebuah crackers asin rasa abon, menawarkan padaku yang kemudian kutolak dan lebih memilih memandangi ke luar jendela sambil mendengarkan musik dari earphone. Damita menyantapnya sendirian, setelah dia tawarkan ke teman-teman yang duduk di kursi depan, belakang, dan samping kiri kami dan tidak ada yang mau. Dia menggumam heran mengapa tidak ada yang berminat mencicipi crackers abon kesukaannya, tapi ujungnya dia habiskan sendiri hanya dalam hitungan belasan menit. Setelahnya, dia jatuh terlelap begitu saja. 

Selama perjalanan, aku terus melanjutkan kegiatanku mendengarkan musik sambil memperhatikan pemandangan di luar jendela, berkontemplasi. Jalan tol yang tidak berkesudahan, rumah-rumah warga di pinggirannya, pepohonan berdiri berjajar di sepanjang pinggir jalan tol-tampak berganti terus-menerus seiring bus berjalan, awan putih menggantung, langit biru yang cerah.

Empat jam kemudian, tidak terasa, kami sudah sampai di wisma penginapan yang terletak di daerah tinggi di Lembang. Ketika keluar dari bus, udara terasa jauh lebih dingin. Semua orang tampak merapatkan jaket yang dikenakannya.

"Dua puluh tiga derajat celcius," kata Damita, membaca dari perkiraan cuaca di ponselnya.

Pantas saja. Meskipun cuaca cerah, matahari bersembunyi di balik gumpalan awan dan angin bertiup pelan. Sambil menarik patchwork cardigan berbahan rajut tebal yang kukenakan, kuperhatikan gedung wisma di depanku. Gedung itu luas dan tinggi, dicat warna krem pucat, lantainya ada lima, dan halamannya benar-benar luas. Setelah semua tas dikeluarkan dari bagasi bus dan kunci kamar dibagikan, kami diperbolehkan untuk memilih teman sekamar kami. Tentu saja, aku akan sekamar dengan Damita.

Sebelum dipersilakan untuk membuka kunci dan memasuki kamar masing-masing, kami dikumpulkan di sebuah halaman yang luas. Kemudian, salah seorang bapak guru yang menjadi penanggung jawab acara ini memberi pemberitahuan melalui pengeras suara, "Teman sekamar boleh memilih secara bebas, anak laki-laki sekamar dengan laki-laki dan anak perempuan sekamar dengan perempuan. Satu kamar berisi dua kasur untuk diisi dua orang atau lebih, silahkan diatur terserah kalian. Gedung kamar anak perempuan ada di sayap kanan, yaitu gedung A dan untuk laki-laki ada di sayap kiri, yaitu gedung B. Malam nanti kalian boleh begadang, asalkan tidak membuat kegaduhan. Ada beberapa guru yang akan bergantian keliling untuk menjaga selama malam. Diharapkan kondisi pada malam tetap tenang, kondusif, dan tertib."

Pernyataan yang terakhir itu menimbulkan keluhan dan sorakan tidak setuju dari beberapa anak laki-laki. Lalu, Ghea dari tengah-tengah kerumunan tiba-tiba mengangkat tangan dan bertanya dengan suara lantang, "Apa boleh berenang di kolam renang malam-malam?"

AtlasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang