Anna

980 31 1
                                    

Anna saat ini ia berada di suatu tempat yang ia tidak tahu dimana.
Setelah keluar dari sekolah, ia langsung cepat-cepat masuk ke dalam taxi dan meminta supir membawanya kemanapun agar ia bisa melupakan kejadian pahit yang baru menimpanya.

Awalnya supir taxi itu menolak, namun saat melihat Anna menangis senggugukan, ia akhirnya menuruti permintaannya.

Anna duduk di kursi sebuah taman yang terlihat begitu sepi.
Ia mengeluarkan semua kesedihannya di sana.
Tangisnya semakin pecah mengingat semua perkataan Kean dan teman-temannya padanya.
Hinaan, cacian dan suara tertawa itu terngiang-ngiang di pikiran Anna.

Dering hp akhirnya menyadarkan Anna bahwa hari sudah hampir malam.
Ia sudah berada di sana selama berjam-jam

Anna kemudian melihat nama Ibunya di layar hp nya.
Ibunya pasti begitu khawatir karena sebelumnya ia tidak pernah pulang selarut itu.

Anna kemudian langsung mengirim pesan pada Ibunya.

--

Anna masuk ke dalam rumahnya dengan penuh keraguan.
Pasalnya ia tidak tahu harus memberikan alasan apa pada kedua orang tuanya.
Apalagi dengan tampilannya yang terlihat kacau.

Beberapa saat kemudian, Anna melihat Ibunya yang sedang menuruni tangga.

Ribka, yang merupakan Ibu Anna langsung mendekati Anna yang baru saja pulang.
"Anna, sayang kau dari mana saja?
Ibu begitu khawatir padamu sayang."

Ribkan kemudian memperhatikan seragam sekolah Anna yang terlihat begitu kusut dan lusuh.

"Anna, seragammu.."
Ribka menatap Anna dengan penuh pertanyaan.
Karena selama ini Anna tidak pernah pulang telat apalagi dengan keadaan seperti itu.

"Maafkan aku Bu.
Aku tadi pergi bersama-sama temanku ke mall.
Di sana kami bermain sepuasnya hingga lupa waktu untuk pulang.
Ibu bisa lihat sendiri seragam yang kugunakan sangat lusuh Bu.
Maafkan aku ya Bu.
Aku janji tidak akan melakukan ini lagi."

Anna memegang tangan Ribka, mencoba berusaha meyakinkan Ibunya.

Ribka kemudian meletakkan tangannya di pipi Anna.
Ia tersenyum dan mengangguk.
Ribka begitu percaya pada Putrinya.
Anna adalah gadis baik.

"Baiklah sayang.
Selanjutnya Ibu mohon untuk segera mengabari Ibu atau Ayah jika ingin pergi kemanapun.
Ibu hanya begitu khawatir terjadi sesuatu padamu."

"Baik Bu.
Kalau begitu, aku akan pergi ke kamarku Bu.
Aku ingin mandi."

"Hem, setelah itu langsung turun ke bawah.
Kita makan malam bertiga bersama Ayahmu.
Sebentar lagi Ayahmu akan pulang sayang."

Anna mengangguk dan kemudian pergi meninggalkan Ibunya.

Saat menaiki tangga, Anna sekilas melihat ke arah Ibunya.
Ia begitu merasa bersalah karena telah berbohong pada Ibunya.

Anna hanya tidak mau Ibunya lebih khawatir lagi jika ia memberitahukan kebenaran yang terjadi pada dirinya di sekolah.

--

Kean pulang ke rumahnya larut malam.
Kebiasaan yang selalu ia lakukan setiap harinya.
Pulang sekolah ia tidak pernah langsung kembali ke rumah.
Melainkan lebih memilih menghabiskan waktunya bersama teman-temannya di luar.
Hal itu ia lakukan karena ia sangat tidak suka berada di rumah.

Sejak Ibunya meninggal dunia di usinya 5 tahun, Kean merasa rumahnya jauh begitu berbeda dari sebelumnya

Sama sekali tidak ada kebahagiaan di sana.
Apalagi sejak Ayahnya menikah lagi dengan seorang Wanita yang sudah memiliki anak laki-laki yang seumuran dengannya.

Pria Arogan dan Gadis Baik HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang