Pukulan keras

606 10 0
                                    

Kean menghentikan mobilnya di depan rumah Anna.
Setelah menghabiskan banyak waktu di panti asuhan, mereka memutuskan untuk pulang pada malam hari.

Anna menatap Kean sekilas.
Ia kemudian mengeluarkan sebuah bungkusan yang berisikan sesuatu untuk ia berikan pada Kean.

"Ini untukmu..."
Anna menyodorkan bungkusan itu, sementara Kean terlihat kebingungan.
Ia mengerutkan wajahnya saat melihat bungkusan yang disodorkan oleh Anna.

"Apa ini?"
tanyanya dengan nada penasaran.

"Itu hadiah ulang tahun untukmu."

"Apa?"
Sesuatu yang mengejutkan kembali dialami oleh Kean.
Pasalnya ia sudah sangat lama tidak menerima ulang tahun dari siapapun.
Dan kini Anna memberikan hadiah ulang tahun padanya.

Kean berniat membuka bungkusan itu untuk segera mengetahui isinya, namun suara Anna menghentikannya.

"Bukalah saat kau sudah sampai di rumah.
Kau harus membuka isinya di sana."

"Kenapa harus di rumah?
Aku ingin mengetahui isinya sekarang.." ucap Kean dengan begitu penasarannya.

"Jangan, lakukan itu di rumahmu.
Kau akan mengetahuinya nanti.
Awas saja kau membukanya sebelum kau sampai di rumah." ucap Anna dengan wajah memperingati.

Kean tersenyum tipis.
Dasar, yang benar saja!

"Baiklah, baiklah.."

"Berjanjilah.." ucap Anna lagi.

"Iya, aku berjanji tidak akan membukanya di sini."

"Kalau begitu, aku pergi.."
Anna langsung keluar dari mobil Kean dan kemudian masuk ke rumahnya.

Kean tiba-tiba tersadar bahwa ia belum mengucapkan terima kasih pada Anna atas hadiah ulang tahun tersebut.
Belum ia keluar dari mobilnya, Anna sudah masuk ke dalam rumahnya.

"Gadis itu benar-benar!"

Mata Kean kemudian mengarah ke arah bungkusan tersebut.
Setelah memberikan banyak kejutan hari ini padanya, Anna ternyata juga menyiapkan hadiah ulang tahun untuknya
Perlahan ia mulai menyunggingkan senyumannya.
Entah mengapa hari ini terasa begitu indah untuknya.

--
Kean melangkahkan kakinya menuju kamarnya.
Matanya masih sibuk menatap bungkusan di tangannya hingga tidak menyadari Ayahnya yang sedang menunggu kedatangannya di ruang tamu.

"Kean..."

Kean menghentikan langkahnya seketika.
Senyuman di wajahnya juga menghilang setelah mendengar suara itu.
Ia membalikkan badannya dan kemudian matanya menatap ke arah Ayahnya.

Ruben melangkahkan kakinya menuju tempat dimana Kean berada.
Ia bisa melihat senyuman di wajah putranya tersebut sejak masuk ke dalam rumah.
Ia begitu penasaran siapa seseorang yang bisa membuat Kean sebahagia itu?
Sebenarnya sadari tadi Ruben menunggu kedatangan Kean untuk mengucapkan selamat ulang tahun padanya.
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, ia mengucapkan selamat ulang tahun bahkan memberikan hadiah untuk Kean.
Namun Kean tidak merespon hal itu dan juga tidak mau menerima semua hadiah yang diberikannya.
Kekecewaan itu memang masih ada dalam diri Kean bahkan sampai sekarang.

"Kau terlihat begitu bahagia.
Ayah melihat kau tersenyum berkali-kali sejak masuk ke dalam rumah.
Siapa yang membuatmu sebahagia itu?"

Pria Arogan dan Gadis Baik HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang