Memberitahu Semuanya

807 26 0
                                    

Saat makan malam bersama Ayah dan Ibunya, Anna hanya diam dan tidak terlihat seperti biasanya.
Kedua orang tuanya tentu menyadari hal itu.
Anna biasanya sangat ceria di rumah.

Ribka dan Harun saling menatap satu sama lain.
Mereka khawatir telah terjadi sesuatu dengan Anna.

"Sayang, bagaimana harimu di sekolah?
Apa semua baik-baik saja?"
tanya Harun, Ayah Anna.

Anna menatap Ayah dan Ibunya sebentar dan kemudian mengangguk.
"Semuanya baik-baik saja Ayah.."

"Syukurlah.
Oh ya, Ayah juga mendapat kabar dari sekolah bahwa kau kembali meraih nilai tertinggi ujian sekolah sayang.
Ayah sangat bangga padamu.."

Anna tersenyum tipis dan kemudian menundukkan kepalanya.
Sungguh ia tidak tahu harus memberikan respon bagaimana.

Ayah dan Ibunya pasti berpikir bahwa ia baik-baik saja dan terlihat bahagia.
Namun kenyataannya sangat berbanding terbalik.
Ia begitu menderita.
Sekolah itu terasa seperti neraka baginya.

Setelah makan malam, Anna langsung meminta izin pada orang tuanya untuk kembali ke kamarnya dengan alasan bahwa besok akan ada kuis di kelasnya.

"Sayang, apa kau merasa ada yang aneh pada Anna?
Akhir-akhir ini, Anna terlihat murung dan tidak bersemangat.
Sangat berbeda dari sebelumnya.
Aku takut terjadi sesuatu pada Anna di sekolah."

Harun mendekat pada Istrinya dan merangkul bahunya.

"Itu mungkin hanya perasaanmu saja sayang.
Putri kita pasti baik-baik saja.
Anna juga pasti sering mengalami gejolak perasaan layaknya remaja umumnya.
Dia hanya tidak mau bercerita pada kita."

"Aku berharap juga seperti itu.
Anna adalah gadis yang baik.
Ia tidak akan mungkin melakukan hal buruk pada orang lain."

Harun tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Istrinya benar, Anna adalah putrinya yang baik hati.

--

Sebelum tidur, seperti biasanya Ribka terlebih dahulu pergi ke kamar Anna hanya sekedar untuk melihat Putrinya yang ia yakini sudah tertidur pulas.

Langkah Ribka terhenti saat mendengar suara tangisan dari dalam kamar Anna.
Seketika perasaannya berubah menjadi khawatir dan langsung mendekati pintu kamar Anna.

Ribka membuka pintu kamar Anna.
Dan ia begitu terkejut saat melihat Anna dengan posisi memeluk lutut dan kepala tertangkup.
Bahunya juga begetar dengan hebat.

"Anna sayang..."
Ribka mendekati Anna dan kemudian menyentuhnya.

Anna perlahan menaikkan wajahnya dan melihat Ibunya berada di hadapannya.

"Anna, mengapa kau menangis sayang?
Katakan pada Ibu.
Apa ada seseorang yang menyakitimu?"

"Ibu..."
Anna langsung memeluk tubuh Ibunya dengan erat.

Ribka menatap Anna yang menangis di pelukannya.
"Anna, katakan pada Ibu.
Apa yang terjadi padamu sayang?"

Anna masih tidak mau menjawab pertanyaan Ribka.
Alhasil Ribka akhirnya memutuskan untuk memberikan waktu pada Putrinya agar Anna lebih tenang dan siap memberitahunya.

Beberapa saat kemudian, tangisan Anna mulai mereda dan Anna berangsur lebih tenang.

"Anna, kau bisa cerita pada Ibu.
Ibu tidak akan marah jika kau melakukan kesalahan sayang.
Ibu akan selalu memahamimu Anna.."

"Ibu, aku tidak mau bersekolah lagi di sana.
Aku mohon biarkan aku tidak pergi kesana Bu.." ujar Anna dengan tatapan memohon.

"Apa maksudku berkata seperti itu sayang?
Mengapa kau tidak mau bersekolah lagi di sana, hem?"

Pria Arogan dan Gadis Baik HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang