Keesokan harinya, Anna kembali menerima perlakuan buruk teman-temannya.
Bahkan lebih parah dari sebelumnya.Tiap hari Anna akan mengganti seragam sekolahnya dengan pakaian olahraga.
Situasi itu membuat Anna semakin tertekan.
Ia ingin menceritakan apa yang terjadi padanya selama di sekolah namun ia tidak memiliki siapapun.
Anna juga tidak akan mungkin bercerita pada orang tuanya yang nantinya dapat membuat mereka khawatir padanya.
Anna berjalan di lorong sekolah dengan langkah gontai dan wajah murung.
Entah apa yang akan dilakukan mereka kali ini padanya?Tiba-tiba ada beberapa murid menghadangnya.
Anna menatap mereka dengan malas."Apa yang kalian lakukan?
Minggirlah.
Aku tidak ada waktu untuk meladeni kalian lagi."Mereka menatapnya dengan tatapan mengejek, sama seperti biasanya.
"Kau harus ikut dengan kami.""Aku tidak mau.."
Anna menatap mereka semua dengan datar."Kalau begitu, kami akan menarikmu secara paksa.."
2 diantara mereka kemudian memegangi tangan Anna dengan erat."Lepaskan!
Aku tidak mau pergi bersama kalian.
Biarkan aku pergi ke kelas."Mereka tidak mendengarkan perkataan Anna dan malah membawanya ke tempat yang telah mereka rencanakan sebelumnya.
Anna yakin mereka akan kembali memberikan perlakuan buruk terhadapnya.
Anna dengan langkah tergontai, terkejut saat mereka membawanya ke lapangan basket.
Dan di sana ia melihat Kean sedang bermain basket bersama teman-temannya."Lepaskan aku!"
Anna melepaskan tangannya dari rangkulan tangan mereka.
Dan kali ini mereka melepaskannya."Untuk apa kalian membawaku ke sini?
Aku harus kembali ke kelas."Anna berniat untuk pergi dari sana, namun orang-orang itu kembali menghentikan langkahnya.
"Sebenarnya apa yang kalian mau dariku, hah?"
ucap Anna dengan raut wajah putus asa.Cukup!
Ia begitu lelah menerima semua perlakuan buruk itu selama satu bulan ini.
Ia sudah tidak tahan lagi!"Kau akan mengetahuinya sebentar lagi.
Aku mohon bersabarlah Anna."
ucap salah satu dari mereka dengan senyuman menyeringai.Anna mengalihkan tatapannya ke arah lain.
Ia tidak ingin melihat ke arah Kean yang sudah mengakibatkan semua ini padanya.
Seandainya saja pria itu tidak berkata yang tidak-tidak padanya pada waktu itu, mungkin ia tidak akan diperlakukan buruk oleh teman-temannya.Tiba-tiba Mikha datang dari balik kerumunan dan tersenyum ke arahnya.
Sungguh Anna masih tidak menyangka Mikha akan tega melakukan semua hal buruk itu padanya.
Bahkan Mikha adalah dalang dibalik semua itu.Mikha memberikan minuman pada Kean yang sedang istirahat.
Kean awalnya tidak merespon.
Namun karena ia sangat kehausan saat itu, Kean terpaksa menerima minuman dari Mikha."Kean, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu.
Dia ada di sana..."Kean melihat ke arah Anna yang sedang berdiri tidak jauh darinya.
Ia menarik napas panjang.Apa lagi yang diinginkan gadis itu darinya?
Apa gadis itu masih belum menyerah setelah menerima perlakuan buruk dari semua murid di sekolah?Ya, ia tidak akan menutup mata soal semua itu.
Satu sekolah memusuhi Anna karena telah berani menyukainya dan juga menguntitnya.Kean berdiri dan melangkahkan kakinya menemui Anna.
Sementara Mikha dan yang lainnya mengikuti Kean dari belakang.
"Bukankah aku sudah mengatakan padamu bahwa aku tidak ingin melihatmu lagi?
Apa yang kau lakukan di sini?"Anna menggeser posisinya setelah mendengar perkataan Kean.
Pria itu begitu percaya diri sekali.
Justru ia juga begitu tidak ingin melihat wajah Kean."Kau mengira aku ingin melihat wajahmu setelah apa yang kau lakukan padaku selama ini?
Sungguh kau begitu percaya diri sekali."Kean tersenyum mendengar pernyataan Anna barusan.
"Lalu apa yang kau lakukan di sini?
Aku tidak akan yakin jika kau datang ke sini untuk melihat pria lain." Kean menatap Anna dengan nada meremehkan.Anna mengepal tangannya dengan erat.
Kean kembali mempermainkannya."Dia bohong Kean.
Anna hanya mencoba bersikap jual mahal padamu agar kau tertarik padanya.
Kau tahu, Anna bahkan berkata pada kami bahwa ia sama sekali tidak menyerah terhadapmu.
Ia akan bertahan sampai kau akhirnya menyukainya."Anna membelalakkan matanya saat mendengar perkataan bohong yang diucapkan oleh Mikha soal dirinya.
"Benarkah?
Kau begitu terobsesi padaku ternyata.""Tidak, itu bohong!
Aku sama sekali tidak pernah berkata seperti itu.
Mengapa kau melakukan hal itu Mikha?
Kau benar-benar jahat!""Bohong? Aku punya banyak saksi Anna.
Kalau begitu aku akan bertanya pada teman-teman sekelas kita."Mikha kemudian bertanya pada orang-orang di sana yang merupakan teman sekelas dirinya dan juga Anna.
Dengan teganya mereka mengiyakan pertanyaan dari Mikha.
Mereka benar-benar bekerja sama untuk menjatuhkannya.Anna langsung menggelengkan kepalanya.
"Tidak, mereka semua berbohong.
Mereka bahkan memaksaku..."Belum sempat Anna melanjutkan kalimatnya, Mikha langsung berbicara.
"Anna juga datang kesini untuk bertemu denganmu Kean.
Anna gadis yang sangat menarik bukan?""Apa kau tidak tahu malu?
Tidakkah cukup aku menolakmu waktu itu?"
ucap Kean dengan tangan tersilang."Kau salah paham!"
Anna melihat ke sekelilingnya dengan tatapan tidak percaya.
"Mengapa kalian semua berbohong?""Kean, sepertinya kau harus melakukan sesuatu agar ia mau berhenti dan menyerah terhadapmu.."
Mikha kemudian memberikan minuman yang diberikannya pada Kean tadi.
Minuman itu masih tersisa banyak.Kean menatap minuman yang berada di hadapannya.
Ia membuka tutul botol minuman itu dan tidak lama kemudian Kean menumpahkan isinya ke atas kepala Anna.
Kepala Anna terguyur dan seragam sekolahnya ikut basah akibat perbuatan Kean.
"Berhentilah atau aku akan berbuat sesuatu yang lebih buruk dari ini padamu."
ucap Kean tanpa merasa bersalah sedikitpun pada Anna yang saat ini tengah menatapnya dengan mata berkca-kaca."Aku menyesal telah menyukaimu.."
Kalimat itu lolos begitu saja dari mulut Anna yang menggambarkan bagaimana perasaannya saat ini.Tentu saja ia menyesal telah menyukai Kean selama ini.
Dulu ia selalu yakin bahwa Kean akan berubah suatu saat nanti.
Tapi sepertinya itu tidak akan pernah terjadi.
Bahkan penilaiannya terhadap Kean ternyata salah.
Kean bukanlah Pria baik seperti yang dipikirkannya selama ini.Anna kemudian pergi dari sana.
Sementara Kean hanya tersenyum melihat Anna berlari meninggalkan lapangan basket.
Bisa ia pastikan gadis itu pasti menangis akibat perbuatannya.Namun ia sama sekali tidak merasa bersalah akan hal itu.
Karena itu merupakan salah gadis itu sendiri.
Ia sudah memperingatinya sebelumnya, namun Anna masih saja belum menyerah padanya.Dengan air mata yang mengalir, Anna berlari menuju perpustakaan.
Di sana ia menangis sendirian, melepaskan semua penat yang selama ini ia tanam sendirian.Sungguh ia ingin segerakeluar dari penderitaan itu.
Anna tidak akan bisa bertahan bila harus menahannya lebih lama lagi.Anna sama sekali tidak kembali ke kelas.
Ia menghabiskan waktu berjam-jam di perpustakaan sampai akhir jam pelajaran.Kali ini Anna sama sekali tidak memikirkan apapun.
Ia juga peduli dengan pendapat pihak sekolah terhadap dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pria Arogan dan Gadis Baik Hati
RomanceAnna, seorang gadis baik hati dipertemukan kembali dengan pria yang menjadi dalang dari luka yang ia terima di masa lalu. Bahkan dirinya terjebak di dalam perjodohan yang diatur oleh kedua orang tua mereka. Anna tentu saja menolak namun ancaman Pri...