Anna melepasakan celemek dari tubuhnya setelah menyelesaikan pekerjaan di kebun.
Kean kemudian datang menghampirinya."Kau sama sekali tidak mengucapkan terima kasih padaku?
Aku sudah membantumu menyelesaikan semuanya.""Aku sama sekali tidak meminta bantuanmu tadi.
Bahkan kau malah menambah pekerjaanku.
Aku harus bersusah payah menanam semuanya dari awal."Kean masih berdiri di hadapannya sambil bersilang tangan.
Ia masih menunggu pernyataan terima kasih dari Anna.Anna menarik napas panjang sebelum akhirnya ia berbicara kembali.
"Baiklah, jika dengan mengucapkan terima kasih kau mau pergi dari sini, aku ucapkan terima kasih padamu.
Terima kasih telah membantuku.
Kau puas?"Anna menatap Kean yang masih belum pergi juga setelah berhasil membuatnya kesal.
"Apa lagi yang kau inginkan?
Aku mohon pergilah.
Hari ini kau sudah berhasil membuat kesal."Kean tersenyum puas.
"Well, aku senang melihatmu kesal seperti ini.
Tapi setidaknya buatkan aku minuman segar sebelum aku pergi."Anna kemudian mengambil beberapa bunga untuk ia rangkai.
"Kau bisa meminta Naya untuk melakukannya.
Aku sedang ada pekerjaan lain.""Aku tidak akan pergi jika bukan kau yang membuat minuman itu."
Kean masih tetap dengan pendiriannya.Anna menghembuskan napas kasar.
Ia kemudian menatap Kean yang sedang tersenyum padanya.
Pria itu pasti ingin membuatnya kesal lagi.
Benar-benar!Anna akhirnya menuruti permintaan Kean dan membuatkan minuman segar untuk pria itu.
Ia terpaksa melakukannya agar Kean bisa segera pergi dari tokonya.Anna meletakkan minuman itu di hadapan Kean dan kemudian kembali ke tempatnya.
Kean lagi-lagi tersenyum puas.Tiba-tiba handphone Kean berdering dan menampilkan nama Joe di sana.
Kean kemudian mencari tempat untuk menjawab panggilan Joe."Ada apa Joe?"
"Kean, kau dari mana saja, hah?
Kau tidak membalas pesanku dan tidak menjawab panggilanku.
Sore ini kau ada rapat penting dengan perusahaan Wijaya.
Dan sampai sekarang kau belum juga kembali ke kantor.
Apa kau lupa dengan jadwal hari ini?"Kalimat panjang Joe terdengar begitu menyebalkan di telinga Kean.
"Aku ingat, dasar cerewet!
Sebentar lagi aku akan ke kantor.
Persiapkan semuanya, aku akan segera kesana."Kean langsung memutus panggilan dari Joe.
Ia melihat ke arah jam tangannya.
Ia hanya memiliki waktu kurang dari 1 jam sebelum rapat dimulai.Sebenarnya ia sempat lupa dengan pertemuannya sore ini.
Beruntung, Joe kembali menghubunginya.
Kean langsung mengenakan jasnya.
Dan setelah itu, tanpa mengatakan apapun pada Anna, Kean langsung pergi begitu saja.
Bahkan ia sama sekali belum menyentuh minuman buatan Anna.Anna menatap kepergian Kean dengan kesal.
Ia berdiri dan kemudian melihat minuman buatannya yang tidak disentuh oleh Kean."Lagi-lagi, ia mempermainkanku.
Apa yang harus aku lakukan untuk menghentikan ini semua?
Kean, kau benar-benar!
Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku?"Anna mengepal tangannya dengan erat.
Akhir-akhir ini ia sering berhubungan dengan Kean dan ia tidak menyukai hal itu.
Kejadian dulu membuatnya belajar untuk tidak benar-benar membenci Kean dan melupakan kesalahannya. Namun Kean semakin sering menemuinya dan membuatnya terpengaruh.
Apa yang harus ia lakukan?Anna menghela napas panjang dan kemudian membawa minuman itu ke ruang kerjanya.
Sambil menyesap minuman buatannya, Anna memikirkan apa yang akan selanjutnya dilakukan pria itu padanya.
Ia harus lebih mempersiapkan dirinya dalam menghadapi Kean.--
"Apa?
Kau dijodohkan?"Joe begitu terkejut mendengar penuturan Kean yang mengatakan bahwa Ayahnya sedang mengatur perjodohan untuknya.
Dan kemarin ternyata Kean bersiap-siap untuk bertemu dengan gadis itu beserta keluarganya."Jangan katakan padaku bahwa kau menyetujui perjodohan itu?
Sikapmu kemarin menunjukkan bahwa kau terlihat sangat berbeda dari biasanya.
Kau bahkan berpakaian dengan sangat rapi Kean.
Sampai-sampai kau membatalkan pertemuan kita."Kean tersenyum menyeringai mengingat perjodohan konyol itu.
Namun sejauh ini, perjodohan itu cukup membuatnya terhibur."Hem, tentu saja tidak.
Sikapku kemarin adalah salah satu strategi yang aku atur untuk membatalkan perjodohan itu.
Dan kau tahu, gadis yang dijodohkan denganku adalah salah satu gadis yang menyukaiku saat SMA dulu.
Aku bahkan masih begitu mengingat wajahnya walaupun penampilannya sudah jauh lebih berubah dari sebelumnya.""Apa?
Jadi apa yang akan kau lakukan dengannya?"Joe kemudian mendekat pada Kean karena begitu penasaran.
"Aku memang tidak menyetujui perjodohan itu.
Namun aku ingin bermain-main dengannya sebentar.
Setelah aku puas, aku akan mengakhiri perjodohan itu begitu saja."
Ucap Kean dengan nada santai."Apa maksudmu berkata seperti itu Kean?
Kau ingin membuatnya semakin tergila-gila padamu?""Gadis itu mengatakan padaku bahwa ia tidak menyukaiku lagi bahkan ingin segera mengakhiri perjodohan itu di hari pertama kami bertemu.
Ia tidak ingin melihat wajahku lagi.
Aku ingin melihat sejauh mana ia bisa menolakku."Joe tersenyum, mengetahui apa maksud perkataan Kean barusan.
"Well, dengan kata lain, kau hanya ingin mempertahankan kebanggaan yang kau miliki selama ini, sebagai pria yang sangat dipujai oleh banyak gadis.
Tapi aku khawatir kali ini kau akan terperangkap ke dalam lubang yang kau buat sendiri.
Kau akan jatuh cinta dengan gadis itu.
Bukannya membuatnya dia tergila-gila padamu, malah sebaliknya kau yang jatuh cinta padanya."Kean tertawa keras.
Baginya kalimat Joe terdengar begitu konyol dan bodoh.
Ia tidak akan semudah itu jatuh cinta, apalagi jatuh cinta pada gadis seperti Anna."Apa kau tidak mengenalku dengan baik Joe?
Selama ini aku tidak pernah menghiraukan gadis-gadis yang mengejarku.
Apa dengan begitu mudahnya aku bisa jatuh cinta dengan gadis biasa seperti dirinya?
Bahkan dulu aku sama sekali tidak tertarik padanya."Kean membayangkan bagaimana penampilan Anna dulu.
Bahkan sampai sekarang, gadis itu tidak menarik di matanya.
Penilaiannya masih sama seperti sebelumnya."Kau benar Kean.
Tapi semuanya bisa berbalik begitu saja.
Aku hanya ingin memperingatkanmu saja
Jangan terlalu keras padanya."
ucap Joe dengan nada memperingati."Baiklah, seperti biasa kau akan selalu menasehatiku Joe.
Aku akan bersikap baik padanya.."Kean tersenyum menyeringai.
Ya, ia akan bersikap baik pada Anna sampai gadis itu tergila-gila padanya.
Anna tidak akan bisa menolak pesona yang dimilikinya.
Lihat saja nanti!
KAMU SEDANG MEMBACA
Pria Arogan dan Gadis Baik Hati
RomanceAnna, seorang gadis baik hati dipertemukan kembali dengan pria yang menjadi dalang dari luka yang ia terima di masa lalu. Bahkan dirinya terjebak di dalam perjodohan yang diatur oleh kedua orang tua mereka. Anna tentu saja menolak namun ancaman Pri...