Luka lama

498 12 0
                                    

Anna menghampiri Naya yang sedang bekerja.
Sejujurnya ia ingin meminta bantuan pada Naya untuk menemaninya membeli gaun yang akan dikenakannya besok hari.

Ia memiliki banyak gaun hanya saja ia kurang percaya diri dengan semua gaun yang dimilikinya itu.
Oleh karena itu ia pikir ia harus membeli gaun untuk acara itu.

Walaupun hubungannya dengan Kean tidak sungguhan, namun ia tidak akan mempermalukan dirinya sendiri saat berada di sana.
Dan ia rasa Naya orang yang tepat.
Anna juga tidak memiliki teman wanita selain Naya.

"Naya..."

"Iya Nona.
Nona ingin meminta bantuan pada saya?"

Naya menghentikan kegiatannya dan memusatkan perhatiannya pada Anna yang terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu padanya.

"Hem, tidak.
Sebenarnya apa nanti sore kau memiliki waktu?"

"Nanti sore?
Nanti sore saya tidak memiliki pekerjaan lain Nona.."

"Syukurlah.
Apa sepulang bekerja kau bisa menemaniku pergi ke mall untuk mencarikan gaun untukku?"

"Tentu saja saya bisa Nona.
Kalau boleh tahu, gaun itu untuk apa Nona?
Apa Nona ingin makan malam berdua dengan Tuan Kean?"
ucap Naya dengan nada penasaran.

"Tidak.
Besok akan ada pesta yang diadakan oleh Kean dan rekan kerjanya.
Jadi aku pikir aku harus membeli sebuah gaun untuk aku kenakan di pesta itu.
Aku takut mempermalukan diriku sendiri jika berpenampilan terlalu kuno.."

"Ah, aku mengerti Nona.
Tapi menurut saya, Nona selalu tampil cantik dengan pakaian apapun.
Saya juga sangat menyukai kesederhanaan pada diri Nona.."

Anna tersenyum.
"Terima kasih Naya.
Terima kasih juga sudah membantuku selama ini.."

"Nona tidak perlu berterima kasih.
Justru saya yang harus berterima kasih Nona.
Selama ini Nona begitu baik pada saya dan juga pada karyawan yang lain.
Saya sangat bersyukur bisa bertemu dengan orang baik seperti Nona.."

"Kau memujiku terlalu berlebihan Naya.
Kalau begitu, kita pergi bersama nanti sepulang bekerja.."

"Baiklah Nona.."

Anna menyentuh lengan Naya dan tersenyum.
"Baiklah, lanjutkan pekerjaanmu Naya..."

"Terima kasih Nona Anna.."

Naya tersenyum pada Anna yang mulai menjauh darinya.
Ia akan melakukan apapun untuk Anna yang selama ini begitu mengasihi dirinya.

--

Anna mencoba satu per satu gaun yang dirinya dan Naya pilih untuk dikenakannya.

Naya menolak gaun-gaun yang ia rasa tidak cocok untuk dikenakan Anna besok malam.

Anna pun harus bolak-balik berganti pakaian untuk menemukan pilihan yang tepat.
"Bagaimana..?
Tanya Anna pada gaun yang berada di urutan sekian ia coba.
Ia menutupi belahan dadanya yang terlihat sedikit terbuka.

Naya memandang lekat gaun yang dikenakan oleh Anna saat ini.
Gaun itu terlihat pas di tubuh Anna yang langsing dan mulus.
Walaupun sedikit terbuka namun gaun menunjukkan kesan elegan dan mewah.
Ia begitu terpukau dengan penampilan Anna.

"Saya menyukai penampilan anda saat mengenakan gaun ini Nona.
Saya rasa gaun ini cocok untuk anda kenakan di pesta besok.
Anda terlihat sangat cantik Nona.
Semua orang akan terpukau dengan penampilan anda.."

"Kau yakin Naya?
Bukankah gaun ini terlalu terbuka?
Kau lihat, aku bahkan harus menutupi belalahan dadaku.
Tidak mungkin aku menunjukkannya pada semua orang.."
Ucap Anna dengan keraguan.

Naya tersenyum.
"Gaun ini tidak terlalu terbuka Nona.
Nona tidak perlu khawatir.
Gaun ini masih dalam batas yang sopan.
Sebagai wanita saya juga tidak melihat gaun ini memberikan kesan yang buruk.
Begitu juga dengan orang lain."

Naya kemudian mengarahkan tubuh Anna ke depan cermin.
Perlahan Anna mulai melepaskan tangannya yang menutupi belahan dadanya.
Benar, ia sendiri terpukau dengan dirinya sendiri yang menurutnya jauh lebih berbeda dari biasanya.
Karena sebelumnya ia tidak pernah mengenakan pakaian yang terbuka.

"Bagaimana Nona?
Apa Nona mellihat keanehan pada diri Nona saat mengenakan gaun ini?
Jika Nona masih tidak yakin, kita bisa mencoba gaun yang lain.."

"Tidak, kau benar Naya.
Gaun ini sama sekali tidak aneh.
Aku menyukainya.
Mungkin tadi aku hanya tidak percaya diri saja.
Tapi sekarang, aku ingin mengenakan gaun ini pada pesta nanti.."

Naya tersenyum.
"Syukurlah Nona menyukai gaun ini.
Saya rasa Tuan Kean nantinya juga akan menyukai penampilan anda.
Beliau bahkan tidak bisa mengalihkan pandangannya dari anda.."

"Naya, kau terlalu berlebihan.
Dia bukan pria yang seperti itu.
Dia sering keras hati dalam menilai apapun.
Termasuk dengan diriku.
Dia tidak akan terpengaruh sama sekali dengan penampilanku.."

"Baiklah Nona.
Tapi bisa saya pastikan tatapannya akan melembut saat melihat penampilan Nona.
Nona bisa memastikannya sendiri besok.
Jika Tuan Kean menatap anda lebih dari satu menit tanpa mengalihkan pandangan, bisa dipastikan ia terpukau dengan penampilan Nona."

Anna terkekeh.
Ia masih tidak percaya dengan semua ucapan Naya barusan.
Nyatanya Kean tidak akan pernah bisa tertarik padanya.

Perkataan dan tatapan mengejek Kean waktu itu juga masih teringat jelas di kepalanya.
Kean bahkan mempermalukannya di depan semua siswa.
Hal itu tidak akan mungkin terjadi.

Seketika raut wajah Anna berubah saat mengingat kembali memori itu.
Butuh waktu bertahun-tahun untuk melupakan kenangan buruk itu.
Beruntung, ia sudah berdamai dengan masa lalunya dan memilih untuk memaafkan Kean dan serta teman-temannya yang lain.

Naya menyadari perubahan raut wajah Anna yang terlihat sedih.
"Nona tidak apa-apa?"

Anna menundukkan kepalanya sebentar dan kemudian tersenyum.
"Aku tidak apa-apa Naya.
Sebentar aku mengganti pakaianku dulu.."

Anna kemudian masuk ke ruang ganti.
Sementara Naya  masih menatap Anna yang terlihat tidak baik-baik saja tadi.

Sang karyawan toko kemudian memberikan tas yang berisi gaun pilihan Anna tadi.

Anna dan Naya keluar dari toko itu dan kemudian mencari makan.

Setelah selesai makan, Anna kemudian mengantar Naya ke kontrakannya.

"Terima kasih sudah menemaniku dan juga memilihkan gaun untuk aku kenakan besok Naya.."

"Sama-sama Nona.
Saya sangat senang membantu Nona.
Saya berharap anda nyaman di pesta besok dan semoga hubungan nona dan Tuan Kean semakin baik kedepannya.."

Anna hanya tersenyum menanggapi ucapan Naya barusan.
"Sampai berjumpa besok Nona.."

Naya kemudian keluar dari mobil Anna.

Anna kembali tersenyum mengingat harapan Naya dan juga harapan orang-orang di sekitarnya terhadap hubungannya dengan Kean.
Nyatanya hubungan mereka sama sekali tidak seperti pasangan umumnya.
Cepat atau lambat semua pasti akan berakhir.
Dan setelah semuanya berakhir, mungkin ia tidak akan bertemu lagi dengan Kean.

Anna juga merasa bersalah pada orang-orang yang disayanginya itu atas semua kebohongan yang ia lakukan selama ini.
Ucapan maaf bahkan hanya bisa ia ucapkan dalam hatinya.

Air mata Anna perlahan mulai jatuh dan membasahi pipinya.
Ini pertama kalinya ia menangis setelah sekian lama.
Seolah luka yang selama ini ia pendam setelah kembali bertemu dengan Kean berhasil ia keluarkan.
Kapan semuanya akan berakhir?

Pria Arogan dan Gadis Baik HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang