Ketakutan Ribka

132 6 3
                                    

Anna menarik dirinya dari dada Kean setelah berhasil menenangkan diri.
Ia juga menghapus sisa air mata yang masih berada di pipinya.

Mata Kean tidak lepas dari Anna yang berada di hadapannya.
Dirinya tersenyum melihat Anna sudah berhasil menenangkan dirinya.

"Kau tidak perlu memberi jawaban atas pernyataanku tadi.
Aku akan menunggu sampai kau benar-benar siap Anna."

Anna perlahan menganggukkan kepalanya namun matanya tidak berani menatap wajah Kean.
Kean tentu saja menyadari hal itu.
Anna pasti merasa canggung padanya.

"Kau tidak perlu merasa canggung padaku Anna.
Bersikaplah seperti biasa.
Tidak ada yang berubah dari sebelumnya."

Anna hanya diam dan masih belum berbicara padanya.
Kean kemudian mengelus kepala Anna dengan lembut.

"Tidak perlu khawatir, aku akan belajar menjadi pria yang baik untukmu.
Aku berjanji tidak akan ada kebohongan lagi di masa depan.."

Kean menundukkan kepalanya dan menatap Anna yang tengah menatapnya.
"Apa?
Kau ingin mengatakan sesuatu padaku?"

"Tidak ada."

"Baiklah.
Kalau begitu apa kau mau masuk ke dalam atau masih mau berada di luar?
Di luar dingin, tidak baik berlama-lama di luar.
Namun jika kau masih belum ingin masuk ke dalam, aku bisa mencari tempat lain untuk beristirahat."

"Aku masuk ke dalam saja.
Ayah dan Ibuku pasti sedang mencari keberadaanku."

Kean kemudian menyentuh tangan Anna dan perlahan menggenggamnya.

"Baiklah, ayo masuk ke dalam.."

Anna sekilas menatap tangannya yang digenggam oleh Kean.
Tangannya yang dingin seketika hangat karena genggaman pria itu.
Apalagi jari tangan Kean yang besar mampu menutupi jari-jarinyanya yang mungil.

Kean membawa Anna masuk ke dalam.
Dan benar saja, Ribka tengah mencarinya sedari tadi.
Pikirannya yang kalut membuat Ribka berpikir bahwa Kean telah melakukan hal yang buruk pada putrinya.
Ribka tadi sempat bertemu dengan Mark dan berkata bahwa Anna sedang bersama Kean.
Lama dirinya menunggu, membuatnya semakin berpikiran negatif.

Ribka langsung menghampiri Anna.
"Kau tidak apa-apa sayang?"

Tangan Kean dan Anna terlepas saat Ribka memeluk Anna dengan erat.

"Aku tidak apa-apa Bu.
Kenapa wajah Ibu terlihat pucat?
Apa Ibu sakit?"
Anna memandangi wajah Ibunya dengan lekat.

Ribka kemudian menatap Kean yang berdiri di samping Anna dengan seksama.

"Tidak, Ibu baik-baik saja sayang.
Ibu hanya takut terjadi sesuatu padamu."

Ribka langsung menarik tangan Anna dan membawanya masuk ke dalam.

Kean memperhatikan kepergian keduanya.
Dirinya merasa ada sesuatu terjadi pada Ribka.

Sesampainya di dalam, Ribka membawa Anna duduk di sampingnya.
Dirinya bersikap begitu was-was saat ini.

"Duduklah di dekat Ayah dan Ibu dan jangan pergi ke mana-mana.
Para tamu tadi mencarimu.
Tidak baik jika tidak menyapa mereka." ujar Ribka dengan nada memperingati.

"Baik Ibu.."

Anna kemudian mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Kean.
Pria itu duduk berdiri di kejauhan.
Dirinya lalu mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada Kean.

(Aku ingin menyapa para tamu.
Aku tidak bisa kemana-mana)

Tidak lama setelah mengirim pesan pada Kean, ponselnya bergetar dan terdapat notifikasi balasan Kean di sana.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pria Arogan dan Gadis Baik HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang