Perhatian

412 13 2
                                    

Selama perjalanan tidak ada komunikasi di antara Kean dan Anna.
Anna mengarahkan tatapannya ke arah Kean yang tengah menyetir.
Kemana Pria itu akan membawanya pergi?
Sejujurnya ia masih terkejut dengan pernyataan Kean yang terdengar aneh tadi.
Aneh karena Pria itu mengorbankan banyak waktunya hari ini hanya karena catatannya kemarin.
Terlebih Kean bukanlah Pria yang mudah menuruti permintaan orang lain.
Lalu apa ini?

"Kenapa kau menatapku seperti itu?
Kau bahkan tidak mengedipkan matamu sedetik pun."
ucap Kean tanpa mengalihkan tatapannya.

"Sebenarnya kemana kau akan membawaku pergi?
Kau terlihat aneh hari ini.
Biasanya kau tidak akan melakukan apa yang tidak kau sukai apalagi jika menyangkut pekerjaan kantor."

"Aku bebas melakukan apapun.." ucap Kean dengan nada santai.

Kean kembali menjadi sosok yang arogan sama seperti biasanya.

Anna mendengus kasar dan kemudian memperbaiki arah duduknya menghadap ke depan.

"Aku akan membawamu ke tempat yang sudah lama tidak aku kunjungi.
Nanti kau akan tahu sendiri saat kita sampai di sana."

"Baiklah terserahmu saja.
Kau juga sama sekali tidak memerlukan pendapatku."
Tidak ada kata yang bisa diucapkan Anna bila menyangkut keinginan Kean.
Kean memang terbiasa memaksakan kehendaknya.

Beberapa menit kemudian mobil Kean memasuki pintu masuk salah satu taman hiburan yang terkenal.
Tanpa lama menunggu, Kean dan Anna keluar dari mobil.

Anna mengedarkan seluruh pandangannya.
Mereka sekarang berada di taman hiburan.
Ia cukup terkejut Kean membawanya ke tempat itu.

Kean menatap Anna yang berdiri di sampingnya.
"Terakhir kali aku kesini bersama keluargaku saat aku berusia 4 tahun.
Sudah cukup lama sejak hari itu."

Anna perlahan mengalihkan tatapannya pada Kean.
Ada kesedihan di kedua mata itu.
Apa itu alasannya mengapa Kean membawanya kesana?
Kean pasti begitu merindukan hari itu, hari dimana ia masih bersama Ayah dan Ibunya.

"Ayo masuk..."
Anna memgikuti langkah Kean dari belakang.
Setelah memberikan tiket, mereka mulai mendatangi satu per satu wahana yang ada di sana.

"Apa kau mau naik ke atas sana?"
Kean menunjuk ke arah wahana roller coaster.

Anna menatap wahana tersebut.
Tidak ada rasa takut pada dirinya saat ia melihat wahana tersebut bergerak dengan begitu cepatnya.
Juga ia pernah menaiki wahana tersebut sebelumnya.

Anna kemudian menjawab pertanyaan Kean dengan anggukan.

"Kau yakin?
Aku bertanya untuk memastikan kau tidak takut berada di atas sana nantinya."

"Tidak, aku pernah menaiki wahana itu sebelumnya." ucap Anna dengan yakin.
Tidak ada ketakutan sama sekali dalam dirinya.
Hanya saja ia belum sarapan pagi tadi.
Semoga perutnya tidak bermasalah nantinya.

"Baiklah, kita tunggu wahana itu berhenti."

Beberapa saat kemudian, wahana yang membawa banyak orang itu itu berhenti.
Semua orang keluar dari sana.

Kean dan Anna menunggu antrian.
Setelah memberikan karcis pada penjaga, mereka mengambil kursi dan memasang pengaman yang mengatur tubuh mereka agar tidak jatuh nantinya.

Anna mengatur napasnya.
Mudah-mudahan tidak terjadi sesuatu nantinya.
Tiba-tiba tubuhnya merinding saat Kean tiba-tiba menyentuh pengaman yang mengapit tubuhnya seolah-olah memastikan bahwa memang sudah terpasang dengan baik.

Pria Arogan dan Gadis Baik HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang