Ajakan manis

533 15 8
                                    

Kean menatap bingkai foto besar menampilkan Ibunya tengah tersenyum sambil menggendong dirinya yang masih bayi saat itu.
"Aku tahu Ibu pasti sangat kecewa dengan apa yang aku lakukan selama ini.
Tapi aku mohon mengertilah Ibu.
Semuanya tidaklah lagi sama.
Apa yang aku impikan sejak kecil berubah sejak Ibu meninggal.
Bahkan aku tidak lagi memiliki kebahagiaan yang kumiliki saat aku lahir ke dunia ini.
Semuanya terasa lenyap.

Aku yakin Ibu tahu hahwa selama ini aku memilih untuk berkutat pada pekerjaan, itu karena tidak ada yang bisa kulakukan selain mempertahankan apa yang menjadi milik Ibu.
Hanya itu satu-satunya yang kumiliki selama ini.
Aku tidak memiliki hal berarti lain.
Masa mudaku benar-benar aku habiskan di kantor.

Tiba-tiba wajah Anna muncul di pikiran Kean.
Momen saat gadis itu tersenyum terlintas di kepalanya.

"Gadis itu membuatnya sedikit berubah.
Ia sesekali mengingatkanku pada Ibu.
Tidak, aku tidak suka karena dia benar-benar mirip dengan Ibu."
Kean perlahan menyunggingkan senyumannya.

"Aku pikir aku tidak akan sanggup untuk menyakitinya lebih jauh lagi Ibu.
Dia  benar-benar gadis yang baik.
Setelah apa yang kulakukan dulu, bukannya membenciku dia malah bersikap baik padaku.

"Suatu hari nanti aku berjanji akan melepaskannya dan meminta maaf atas apa yang aku lakukan selama ini padanya."

Tatapan Kean kemudian mengarah ke bungkusan yang berisi kado ulang tahun Anna untuknya.
Ia mengambil bingkisan itu dan membuka isinya.
Terdapat kotak yang berisikan jam tangan.
Kean tersenyum saat melihat catatan kecil di sana.

(Jam tangan ini untuk mengingatkanmu seberapa banyak waktu yang telah kau habiskan di kantor.
Aku berharap kedepannya kau mulai mengunjungi satu per satu tempat yang belum pernah kau kunjungi sebelumnya.)

Dirinya memang benar-benar sering lupa waktu.
Ia bahkan lebih banyak menghabiskan waktunya di kantor daripada di tempat lain.

"Kau kembali berhasil memasuki bagian dalam diriku Anna.."

Ya, sebelumnya Kean menolak keras bahkan tidak segan-segan membuang kado pemberian dari gadis-gadis yang mengejarnya.
Ia begitu membenci salah satu tindakan mereka tersebut.
Namun kali ini begitu berbeda.
Bukannya membuang kado pemberian Anna, saat ini ia malah langsung mengenakan jam tangan tersebut.

Kean kembali menatap foto Ibunya dan kemudian menggaruk tengkuknya.
"Aku benar-benar tidak tahu apa yang sedang terjadi padaku saat ini Ibu..."

Entahlah, dirinya sendiri tidak tahu mengapa ia menjadi lebih sering tersenyum setiap kali menyangkut soal Anna.

-
-
-
-

Kean memarkirkan mobilnya dan kemudian masuk ke dalam toko Anna.
Ia datang ke sana pagi-pagi sekali.
Kali ini tidak dengan setelan pakaian kantornya melainkan kali ini ia mengenakan pakaian kasual.

Naya dan karyawan yang lain cukup terkejut dengan kedatangan Kean.
Apalagi kali ini Kean tampak berbeda dari penampilan biasanya yang selalu mengenakan setelan kantor.
Pria itu bahkan jauh lebih tampan saat mengenakan pakaian santai.

Kean mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Anna.
Namun gadis itu tidak berada di sana.

Kean tidak menghiraukan tatapan karyawan yang tengah memandangnya saat ini dan malah pergi menuju kebun belakang.
Ia yakin Anna pasti berada di sana.

Pria Arogan dan Gadis Baik HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang