Ancaman

1K 27 0
                                    

Ribka masuk ke dalam kamar Anna dengan membawa teh kesukaannya.
Anna tersenyum melihat kehadiran Ibunya di dalam kamarnya.

"Bagaimana harimu sayang?
Apakah semuanya baik-baik saja?"

"Semuanya baik-baik saja Ibu.
Hari ini aku dan semua karyawan menerima hasil kerja keras kami.
Pelanggan itu memborong semua rangkaian bunga yang kami kerjakan Bu.
Aku sangat bahagia.

Dan untuk panti, aku juga sempat bertemu dengan anak-anak tadi.
Aku senang karena bisa bertemu dengan mereka setelah 3 hari tidak bertemu."

"Apa kabar dengan Ibu Mirna?
Beliau baik-baik saja kan?"

Anna tersenyum dan kemudian menganggukkan kepala.

"Ibu Mirna dalam keadaan sehat Bu.
Aku selalu memastikan jika semua kebutuhan panti terpenuhi dan tidak membuat Ibu Mirna menjadi terbebani."

"Itu bagus sayang.."

Ribka kemudian mendekat pada Anna dan mengelus pipinya.

"Pasangan hidupmu nantinya akan begitu beruntung memilikimu sayang.
Kau putri Ibu yang sangat baik.."

"Terima kasih Ibu.
Aku juga seperti ini berkat Ibu dan Ayah yang begitu mengasihi dan menyayangiku.
Terima kasih Bu buat segalanya."

"Sama-sama sayang.
Oh ya, Ibu ingin bertanya sesuatu padamu.."

"Hem, katakan Bu.."

"Apa kau sama sekali tidak memiliki hubungan dengan siapapun?
Hem, Ibu tahu kau selama ini terbuka dengan Ibu dan menceritakan segalanya.
Hanya saja, Ibu pikir kau sedang menyukai seseorang saat ini.
Mungkin seorang pria yang berasal dari luar negeri.
Ibu sama sekali tidak ada masalah jika kau bahagia sayang.."

Anna terkekeh mendengar semua kalimat Ibunya.
Ia sama sekali belum pernah menjalin hubungan dengan siapapun.
Dan sampai saat ini ia juga sedang tidak menyukai seseorang.

"Aku belum menjalani hubungan dengan siapapun Ibu.
Dan tidak ada pria yang sedang aku sukai saat ini."

"Hem, benarkah?
Ibu hanya berpikir bahwa di usiamu saat ini sudah waktunya kau untuk berpacaran sayang.
Gadis zaman sekarang bahkan berpacaran di usia yang lebih muda.
Mereka berpacaran dan kemudian menikah."

Anna tersenyum ke arah Ibunya.
Ia tahu bahwa Ibunya ingin mengatakan sesuatu padanya.

"Ibu, aku tahu Ibu ingin mengatakan sesuatu padaku.
Katakan padaku Bu, apa makna di balik ucapan Ibu barusan."
ucap Anna dengan penasaran.

Ribka tersenyum dan kemudian menatap Anna dengan tatapan lembut.
"Sebenarnya, Ayah dan Ibu berniat menjodohkanmu dengan Putra dari sahabat Ayah.
Mereka berasal dari keluarga yang sangat baik dan bahkan kami sudah saling mengenal satu sama lain.

Putra mereka merupakan pria yang baik dan pekerja keras. Oleh karena itu, kami sama-sama ingin menjodohkan kalian berdua sayang.
Tapi Ibu dan Ayah tidak akan memaksamu jika kau memang tidak suka dengan perjodohan itu bahkan setelah bertemu dengannya.
Pilihan berada di tanganmu sayang."

Anna melihat keinginan besar tergambar jelas di wajah Ibunya.
Ibunya sepertinya sangat menginginkan perjodohan itu.
Apalagi pria itu merupakan sahabat Ayahnya.
Penolakannya pasti akan membuat Ayah dan Ibunya bersedih.

Walaupun saat ini ia masih tidak ingin menjalin hubungan dengan siapapun.
Ia hanya belum bisa membuka hatinya dengan pria manapun.

Kejadian masa lalu juga membuat Anna lebih berhati-hati dalam mencintai seseorang.

Namun saat ini kebahagiaan orang tuanya yang lebih utama untuk Anna.
Ia tidak akan bisa menolaknya.

"Baiklah Ibu, aku akan mencoba berkenalan dengannya."

Pria Arogan dan Gadis Baik HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang