Cakra adalah kakak terbucin pada adiknya, Citra Maharani. Semua orang mengakui itu. Citra adalah pusat dunianya Cakra. Bagi pewaris utama keluarga Perwira itu, sang adik adalah penyelamatnya dari kesendirian.
Citra lahir saat Cakra berusia 6 tahun. Sebelumnya, Cakra kecil selalu merasa kesepian. Papa dan Mamanya yang merupakan pemegang kuasa dua perusahaan besar, membuat keduanya sibuk bekerja. Apalagi perusahaan Mamanya, Gendhis Aluna, berpusat di Bandung. Menjadikan wanita yang telah melahirkannya itu jarang sekali berada di rumah kecuali saat weekend.
Lahirnya Citra Maharani membuat hidup Cakra tak lagi sunyi. Walau Papa dan Mamanya tetap sibuk setelah kelahiran putri mereka, setidaknya sekarang Cakra tidak sendiri lagi. Dia punya seorang adik yang harus dia jaga dan beri perhatian.
Hingga Cakra dan Citra beranjak dewasa, tak ada yang berubah dari keduanya. Cakra tetaplah buncin pada sang adik, dan Citra sangat menyayangi kakaknya yang selalu ada untuknya. Bahkan ketika Cakra jatuh cinta pada seorang wanita pun, Citra tetaplah menjadi prioritasnya.
Kirana Hanumita adalah wanita yang mampu menjerat hati Cakra Bagaskara dengan kecantikannya. Meski bertemu secara tidak sengaja dalam keadaan yang cukup buruk kala itu, Cakra tidak bisa membohongi hatinya kalau dia jatuh cinta pada pandangan pertama pada Kirana. Butuh waktu dua tahun untuk Cakra bisa menakhlukkan hati sang pujaan, hingga sang gadis mau dia persunting satu tahun lalu.
Meski telah menikah, prioritas Cakra tidak berubah. Citra tetap berada diurutan pertama. Hal itu tentu saja membuat Kirana iri pada adik iparnya. Itulah kenapa Kirana tidak bisa bersikap baik pada Citra hingga saat ini.
Tapi sepertinya prioritas Cakra harus mulai diubah untuk saat ini. Selain karena Citra sudah menikah--meski Cakra masih meragukan ketulusan Yudhis, kini ada kehidupan lain yang hadir di perut istrinya. Ya, Kirana hamil.
Sejak seminggu ini Kirana merasa badannya mudah lelah dan sering pusing disertai mual. Puncaknya tadi pagi ketika Cakra akan berangkat ke kantor Perwira Company, Kirana tiba-tiba pingsan saat akan mengantarnya ke pintu depan. Cakra buru-buru menghubungi dokter keluarga dan begitu kaget saat dokter mengatakan kalau istrinya hamil dengan usia kandungan memasuki bulan ke dua.
Ada rasa senang, tapi juga cemas disaat yang bersamaan. Bukan cemas akan kehamilan Kirana, tapi kabar yang baru didapatnya dari sang Mama membuat Cakra kini dilanda gelisah. Tadi setelah dokter keluarga pergi, Gendhis mengabari kalau Citra dirawat di rumah sakit. Cakra bingung, dia ingin sekali melihat keadaan Citra, tapi di sisi lain Kirana tidak mungkin dia tinggalkan untuk saat ini.
"Kamu kenapa ngelamun begitu? Nggak seneng aku hamil?" tanya Kirana membuyarkan lamunan Cakra.
Cakra mengalihkan perhatiannya pada sang istri yang duduk bersandar di tempat tidurnya, sembari tersenyum lembut, "Aku seneng, banget malah. Tapi..."
Kening Kirana berkerut, "Tapi kenapa?"
"Citra..." Cakra menjeda kalimatnya sejenak. "Tadi mama ngabarin kalo Citra dirawat di rumah sakit. A-aku..."
"Kamu mau ninggalin aku yang lagi lemah begini cuma buat nengokin Citra?" sarkas Kirana.
"Dia adekku, Ran. Kamu tahu dari awal kalo dia adalah prioritasku," Cakra memohon pengertian sang istri.
"Dan ngalahin posisi anakmu sendiri? Kamu itu bentar lagi jadi seorang papa, loh! Apa menurutmu anakmu ini nggak penting?"
Cakra menggeleng, "Nggak gitu, Kirana..."
"Lebih baik aku nggak hamil kalo sikap kamu masih kaya gini!" Kirana membuang muka.
"Hei, kamu ini ngomong apa, sih? Jangan ngawur, dong, kalo ngomong!" tegur Cakra sembari berangsur duduk di samping Kirana.
KAMU SEDANG MEMBACA
BATAS
RomanceCitra tak pernah menyangka masa lajangnya akan berakhir lebih cepat dari perkiraanya. Pernikahannya dengan CEO tampan dan kaya raya seketika merubah hidupnya. Disaat semua orang membayangkan kehidupan mewah yang akan Citra dapatkan, tapi justru Citr...