Citra berjalan tergesa memasuki lobi sebuah pusat perbelanjaan. Tangan kanannya memegang ponsel yang menempel di telinga kanan. Dia sedang menerima panggilan telepon dari seseorang.
"Ini Citra udah nyampe kok, Ma! Udah mau jalan ke situ!"
.......
"Iya, tunggu bentar, ya! Bye, Ma!"
Citra mengakhiri percakapannya di telepon kemudian memasukan ponselnya ke dalam sling-bag sembari terus berjalan memasuki mall tengah kota itu. Belum jauh Citra melangkah dari pintu masuk, netranya melihat sosok wanita paruh baya hampir oleng. Dengan cepat Citra menghampiri wanita itu dan menangkap tubuhnya agar wanita itu tidak terjatuh.
"Ibu kenapa? Ibu sakit? Muka ibu pucet banget, loh!" tanya Citra sembari membantu wanita tengah baya itu menyeimbangkan tubuhnya untuk berdiri lebih tegak.
"Saya nggak papa, cuma sedikit pusing!" jawab wanita itu.
"Duduk dulu di sebelah sana, ya, Bu!"
Citra memapah wanita yang belum dikenalnya itu berjalan menuju kursi panjang tak jauh dari tempat mereka berdiri lalu membantu wanita itu duduk di sana.
"Bentar, saya carikan air minum dulu!"
Citra beranjak meninggalkan wanita yang kini sedang memijit-mijit keningnya itu. Tak berapa lama Citra kembali membawa sebuah botol air mineral kemudian diserahkan pada wanita yang ditolongnya tadi.
"Di minum dulu, bu!" pinta Citra sembari ikut duduk di kursi panjang itu.
Wanita dewasa dengan penampilan anggun itu menerima botol yang diberikan Citra, membuka lalu meminum isinya hingga bersisa setengah botol saja. Sejenak wanita itu mengatur nafas kemudian atensinya beralih pada Citra yang menatapnya penuh kekhawatiran.
"Gimana? Ibu udah lebih baik?" tanya Citra.
Wanita itu tersenyum sembari mengangguk "Iya, saya udah agak mendingan. Makasih, ya!"
"Iya, Bu, sama-sama!" ucap Citra sembari membalas senyuman si wanita.
"Oh, iya, nama kamu siapa?"
"Panggil saja saya Citra, Bu!" jawab Citra.
"Saya, Indy!" balas wanita itu "Sekali lagi makasih ya, Citra, udah mau nolongin saya!"
"Sama-sama, Bu!" ucap Citra "Terus ini bu Indy mau kemana?" tanya Citra.
"Saya mau pulang, tadi habis ketemu sama temen lama saya di dalam!" jelas wanita yang bernama Indy itu.
"Ibu naik apa? Bawa mobil sendiri?"
Indy menggeleng "Enggak, saya tadi di antar sama anak saya. Bentar lagi dia mau jemput ke sini."
"Mau saya anterin?" tawar Citra
"Nggak perlu, nanti ngerepotin kamu lagi!" tolak Indy.
"Nggak ngerepotin sama sekali, Bu!" sangkal Citra. "Ibu masih pucet banget, loh! Nanti kalo kelamaan nunggu anak ibu di sini, kalo ibu pusing lagi gimana?"
Indy tersenyum, rasanya hati wanita itu menghangat mendapat perhatian begitu besar dari gadis muda yang baru dikenalnya itu.
'Andai aku punya satu anak perempuan seperti Citra ini, aku pasti bakal sangat bahagia!' batin Indy. 'Atau aku jodohin aja dia sama...'
"Gimana? Mau ya, saya anterin aja?"
Pertanyaan Citra seketika membuyarkan lamunan Indy.
"Saya nunggu anak saya aja, Citra. Mungkin sebentar lagi dia nyampe sini." tolak Indy lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BATAS
RomanceCitra tak pernah menyangka masa lajangnya akan berakhir lebih cepat dari perkiraanya. Pernikahannya dengan CEO tampan dan kaya raya seketika merubah hidupnya. Disaat semua orang membayangkan kehidupan mewah yang akan Citra dapatkan, tapi justru Citr...