Bagian 1

1.8K 97 0
                                    

Citra Maharani, gadis cantik berusia 27 tahun itu menghentikan motor matic yang dikendarainya di parkiran sebuah gedung perkantoran Mahadana Corporate, perusahaan mulitnasional yang tengah naik daun. Dia turun dari motor sambil melepas helm dari kepala, meletakkannya di atas jok motor, kemudian merapikan rambut panjangnya yang sedikit berantakan.

Di belakang Citra, seorang gadis seusianya yang menjadi penumpang motornya, kini sedang merogoh tasnya mencari sesuatu dengan wajah cemberut. Dia mengeluarkan sebotol parfum dan menyemprotkan cairan wangi itu beberapa kali ke baju juga area lehernya. Mengundang tatapan heran Citra.

"Busyet, dah! Lo itu mau meeting apa mau ngapelin gebetan sih?!" protes Citra. "Pake parfum sampe segitunya!"

Ranis Calandra, asisstan Citra di kantor, langsung menatap nyalang pada temannya itu.

"Ini semua gara-gara lo!" kesal Ranis.

Citra mengerutkan kening, "Kok gue?"

"Iya, lah!" sewot Ranis. "Gara-gara lo ngajakin naek motor, baju gue jadi bau asep, kan!"

"Namanya naek motor ya pasti bau asep, lah. Ya kali bau kembang setaman kaya kuburan!" celetuk Citra.

"Lagian, lo itu aneh!" heran Ranis. "Kita ini mau meeting sama CEO perusahaan multinasional gede, kenapa gitu harus pake motor ke sininya? Nggak guna lo punya mobil banyak!"

"Kan, kita meetingnya di dalem kantor, bukan di parkiran. Boss perusahaan ini nggak bakal tau kali, kita ke sini naik apaan!" sahut Citra.

"Lo juga, sih, pake acara kesiangan dateng ke kantornya tadi. Udah tau mau ada meeting penting, dan lagi jalanan kalo pagi macetnya udah kaya ular tangga berjalan. Masih untung kita naik motor, jadi nggak telat nyampe sini. Coba kita tadi naek mobil, mau nyampe sini jam berapa coba?"  Citra balas mengomel.

"Serah lo, deh! Nggak pernah menang gue debat sama lo!" kesal Ranis.

Jangan heran dengan sikap Ranis yang terlihat sedikit lancang pada Citra, yang notabene adalah atasannya. Diluar statusnya sebagai atasan dan bawahan, dua gadis muda ini bersahabat sangat dekat.

Mereka berteman sedari kecil. Mama keduanya juga bersahabat dari dulu hingga sekarang. Intensitas pertemuan keduanya yang terbilang cukup sering, membuat Citra dan Ranis kerap melewati momen suka duka bersama. Itu yang menjadikan keduanya akrab hingga dewasa ini.

"Terus ini kita jadi mau meeting nggak, nih?" tanya Citra.

"Ya, iya, lah! Udah dibela-belain naik motor sampe make-up gue berantakan, masa iya nggak jadi dapet klien sebesar Mahadana Corporation begini!" sewot Ranis.

"Nggak usah ngegas juga kali!"

"Motor lo, tuh, ngegas!"

"Ini kita jadi mau masuk apa mau lanjut debat di sini?!"

"Ya, udah, ayok masuk!"

Ranis melangkah lebih dulu memasuki gedung perkantoran itu disusul Citra yang tersenyum geli melihat kelakuan sang asisten.

****

"Permisi, Mbak!"

Seorang resepsionis mendongak ketika mendengar suara seseorang dari balik mejanya. Resepsionis itu langsung berdiri dan tersenyum ramah.

"Selamat pagi! Ada yang bisa saya bantu?"

"Perkenalkan, saya Citra dan ini temen saya Ranis. Kita mau ketemu sama pimpinan perusahaan ini!" jelas Citra.

BATASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang