Selamat Membaca💋
Tinggalkan jejak kalian
Jangan jadi silent readers
🌻🌻🌻
Malam ini Fath bebas dari jadwal dinas. Laki-laki itu memutuskan untuk mencari angin malam dengan mengendarai sepeda motor. Bia tidak ikut karena sedang ada lomba olimpiade di Semarang mewakili sekolahnya sebelum kemudian gadis itu sibuk dengan ujian kenaikan kelas dan ujian akhir untuk masuk ke SMA.
Fath memakai motor besarnya yang berwarna merah dan jangan lupakan jaket kulit berwarna hitam membuat tampilan ayah beranak satu itu tampak seperti remaja SMA.
Usia boleh tua tapi jiwa harus tetap muda!
Itu ucapan Fath apabila diledek oleh sepupunya maupun orang tuanya karena terkadang masih berpenampilan ataupun bergaya seperti anak SMA umumnya.
Setelah puas berkeliling, akhirnya Fath memilih untuk membelokkan motornya di salah satu penjual sate tepi jalan. Dia baru ingat karena tadi belum makan malam.
"Pak, satenya satu porsi sama nasi. Dimakan disini," ucap Fath pada penjual.
"Siap, Mas!" jawab penjual sate.
Kedai sate ini nampak ramai pengunjung. Tersisa satu meja di ujung. Fath melangkahkan kakinya ke sana dan duduk sendiri.
Fath memilih untuk duduk lesehan seraya pandangannya mengedar ke arah sekitar memperhatikan lalu lalang orang-orang. Fath menghembuskan napasnya saat banyak sekali muda-mudi yang berpasang-pasangan. Jiwa jomblo dalam dirinya meronta-ronta.
"Pak, bungkus dua sate," ujar seseorang membuat Fath mengalihkan pandangan.
Fath merasa tak asing dengan laki-laki yang baru saja memesan sate itu. Tapi Fath lupa siapa namanya. Fath berusaha mengingat.
"Boleh saya duduk di sini?" tanya laki-laki itu.
Fath mengerjapkan matanya. "Iya, silahkan," jawabnya. "Wajah Anda serasa tidak asing," imbuhnya saat laki-laki itu sudah duduk di hadapannya.
"Saya juga merasa begitu pada Anda," celetuk lawan bicara Fath. "Saya Kenand," imbuhnya.
Fath menertawai kebodohannya sendiri. "Kenand si cowok pintar SMP dulu? Pacarnya Ranum 'kan ya?" tanyanya. "Sorry, Bro. Gue enggak ngenalin lo. Gue Fath," sambungnya.
Kenand hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan Fath. "Sendirian?"
"Iya. Lagi bebas tugas makanya gue bisa jalan-jalan," jawab Fath. "Lo sendiri juga?" tanyanya.
Kenand mengangguk. "Mau ke rumah saudara," jawabnya.
"Masih sama Ranum, Bro?" tanya Fath.
"Enggak," jawab Kenand.
"Eh? Maaf-maaf," kata Fath tak enak yang dimaklumi oleh Kenand. "Gue lihat-lihat, perusahaan keluarga lo makin berkembang," ujar Fath.
"Iya, alhamdulillah," jawab Kenand. "Lo kerja apa?"
"Alhamdulillah, gue polisi," jawab Fath.
"Ini, Mas, satenya," kata penjual sate memberikan seporsi sate di hadapan Fath.
"Makasih, Pak," ujar Fath.
Penjual sate itu kembali ke gerobaknya untuk menuntaskan pekerjaannya.
"Gue tadi pesan sate cuma satu. Lo mau?" tawar Fath.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMERTA
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] [Baca Cerita Seven Of Us Biar Nggak Bingung] "Mama mau jadi Maminya Bia?" "Hah!?" ___ _ ___ Kisah ini hanya kisah klasik yang menceritakan kehidupan Nadia Aulina yang merupakan seorang guru Bahasa Indonesia yang mengaja...