Part 11

834 41 0
                                    

Tinggalkan jejak kalian!

Selamat membaca💋

🌻🌻🌻

Hari ini hari Minggu. Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba Fath sudah berdiri di depan pintu rumah Nadia dengan membawa dua kotak kue bolu yang dibungkus kantung di tangannya. Sedangkan Nadia, gadis itu melongo menatap laki-laki dihadapannya dengan tatapan tak percaya.

"Bapak ngapain ke sini?" tanya Nadia setelah berdehem pelan.

Fath melempar senyuman manis kepada Nadia. "Mau menjalin tali silaturahmi," jawab Fath membuat Nadia berdecak pelan.

"Nggak usah ngada-ngada," balas Nadia.

Fath malah terkekeh. "Ya sudah, sekalian lamar kamu kalau begitu."

"HEH!"

"Siapa yang datang, Kak?" tanya Adam yang kini sudah berdiri di samping Nadia.

Adam menatap Fath dari atas sampai bawah membuat Fath tak nyaman.

"Mau antar makanan ya, Mas?" tanya Adam.

"Bukan-"

"Oh, Masnya kurir paket? Tapi setahu saya kurir paket libur kalau hari Minggu," potong Adam. Nadia memutar bola matanya malas menatap adiknya.

Fath terkekeh. "Bukan, saya mau ketemu sama Nadia," katanya.

Kini Adam beralih menatap Nadia dengan menyelidik. Tak lama kemudian, Adam berlari ke dalam rumah sambil berteriak.

"PAPA, MAMA! KAK NAD BAWA CALON SUAMI KE RUMAH!"

Nadia membelalakkan matanya mendengar perkataan adiknya. Sementara Fath hanya bisa tertawa kecil.

"Boleh masuk?" tanya Fath.

Nadia menatap Fath tajam. "Bapak maunya apa sih?" kesal Nadia.

"Aku mau jelasin semuanya sama kamu," jawab Fath. "Lebih satu minggu juga kamu selalu hindarin Bia," imbuhnya.

Nadia menghembuskan napas pelan. "Nggak ada yang perlu dijelasin, Pak."

"Sudah berapa kali aku bilang jangan panggil Bapak, Nad," kata Fath.

"Terus saya harus panggil Om begitu?" balas Nadia.

Belum sempat Fath menjawab, suara antusias dari seorang wanita datang dan langsung memberondong Nadia dan Fath dengan berbagai pertanyaan.

"Mana calon mantu Mama, Nad?" tanya Sunny dengan wajah senangnya. Sunny kemudian menatap Fath yang berdiri dengan mengulas senyuman.

"Assalamu'alaikum, tante," kata Fath sopan menyalami Sunny.

"Wa'alaikumsalam," jawab Sunny. "Masya Allah, ganteng banget, Nad!" pekik Sunny.

Nadia memutar bola matanya malas. Mamanya terlalu lebay. Nadia terkejut saat Sunny memukul bahunya.

"Ma," protes Nadia.

"Kamu ini punya pacar ganteng kenapa enggak pernah dibawa ke rumah dikenalin sama Papa Mama?" kata Sunny.

"Dia bukan-"

Ucapan Nadia terpotong karena Sunny mengajak Fath masuk ke rumah. "Ayo masuk. Jangan sungkan-sungkan. Anggap saja rumah sendiri."

Nadia berdecak kesal dengan keantusiasan Mamanya. Lebih kesal lagi dengan Fath yang sama sekali tidak menolak saat diajak masuk ke rumahnya. Malahan, laki-laki itu terlihat senang dan menatap Nadia seolah-olah berkata, "sudah dapat restu, besok kita pengajuan."

AMERTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang