Jangan lupa vote!
Happy Reading!
🌻🌻🌻
Hari yang ditunggu-tunggu oleh Fath untuk bertemu Nadia akhirnya tiba. Mereka akan melakukan gladhi bersih pedang pora di sebuah ballroom di hotel bintang lima. Tak tanggung-tanggung, kedua pihak keluarga rela merogoh kantong dalam untuk acara pernikahan kedua mempelai ini. Sampai-sampai beberapa tamu penting seperti, keluarga pihak laki-laki dan perempuan, sahabat kedua mempelai telah disediakan kamar untuk menginap. Acara akad dan resepsi memang diselenggarakan di sebuah hotel.
Sore ini adalah perdana Fath bertemu dengan Nadia setelah masa-masa dipingit. Rindu? Tentu saja, jangan ditanyakan lagi. Bahkan kalau tidak ditahan dan dilarang oleh Regina, Fath nekat menemui Nadia.
Fath melihat Nadia datang bersama dengan Sunny dan Adam. Memang Fath datang lebih dulu bersama Bia. Selain untuk bertemu pihak WO yang mengatur segala susunan pernikahan juga sudah dijelaskan diawal kalau Fath begitu merindukan Nadia. Maklum, pengeran cokelat susu itu sudah menemukan pelabuhan hatinya.
Fath langsung menyalami Sunny dengan sopan diikuti Bia. Dilanjut Bia langsung memeluk Nadia. Gadis remaja itu baru saja pulang dari Singapura kemarin malam. Melihat Bia memeluk Nadia erat, terbesit rasa iri dihati Fath yang terdalam. Ingin memeluk calon istrinya tapi masih sayang dengan lehernya jika digorok oleh Sunny dan Regina.
"Jangan iri jangan iri, jangan iri dengki," celetuk Adam membuat Fath mendengus pelan mendengar perkataan adik iparnya.
"Bia kangen banget sama Mami!" ucap Bia setelah mengurai pelukannya.
Nadia merapikan hijab Bia yang meleyot. "Mami juga kangen sama Bia."
"Sama aku nggak kangen juga?" sahut Fath ikut-ikutan.
"Papi main nyambar saja!" sungut Bia. "Papi nggak diajak."
Sunny dan Nadia terkekeh pelan mendengar ucapan Bia yang posesif pada Nadia. Sementara Adam sudah terbahak puas dan Fath hanya bisa mengelus dada sabar.
"Mama kamu nggak ikut, Fath?" tanya Sunny.
"Nggak, Ma. Tapi nanti malam Mama sama Papa menginap di sini juga," jawab Fath.
Ponsel Sunny berdering, ternyata yang menghubunginya dari pihak catering. Sunny menjauh untuk mengangkat panggilan.
Fath mengulas senyumnya saat tak sengaja bertubrukan mata dengan Nadia. Baru saja hendak menyapa calon istrinya tapi kehadiran beberapa orang membuat niatnya urung.
"Calon pengantin jangan berdua-duaan. Nggak baik," kata Nia yang baru saja datang dengan romobongan yang lainnya.
"Dimana letak kita berduaan. Nggak lihat ada Bia sama Adam juga?" balas Nadia.
"Sensi banget kayak merk masker," cibir Citra.
Para laki-laki yang diantaranya ada Athala, Razka, Sagara, Kenand, dan Ethan, langsung meyapa Fath. Sementara Nadia mencari seseorang.
"Hai, Mama-mama!" sapa Bia.
"Hai juga, Bia," balas Putri dan Elisa sementara Citra dan Nia tersenyum membalas sapaan Bia.
"Mama bangga sama Bia pulang bawa piala," ucap Putri.
"Makasih, Ma," kata Bia senang. "Adek Arga nggak ikutan, Ma?" lanjutnya giliran bertanya pada Nia.
"Adek Arga di rumah neneknya, Sayang," jawab Nia.
"Padahal mau ketemu," ujar Bia dengan lesu.
"Besok waktu resepsi Mama ajak kok," kata Nia membuat Bia kembali senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMERTA
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] [Baca Cerita Seven Of Us Biar Nggak Bingung] "Mama mau jadi Maminya Bia?" "Hah!?" ___ _ ___ Kisah ini hanya kisah klasik yang menceritakan kehidupan Nadia Aulina yang merupakan seorang guru Bahasa Indonesia yang mengaja...