Part 14

754 36 0
                                    

Tinggalkan jejak kalian!

Selamat membaca💋

🌻🌻🌻

Dua orang sejoli tengah berada di ruang tamu sebuah rumah satu lantai yang sederhana. Dua sejoli berbeda jenis kelamin itu duduk di kursi sofa. Si perempuan menatap si laki-laki yang enggan menatapnya.

"Aku minta maaf atas perlakuan keluargaku, Danes," kata Luna merasa bersalah.

Danes masih diam. Enggan menatap perempuan di sebelahnya. Danes merasa marah karena dihina oleh orang tua Luna.

"Danes." Luna hendak memegang tangan Danes namun ditepis oleh laki-laki itu.

Hati Luna sakit melihat penolakan Danes.

"Pergilah!" kata Danes dingin.

Luna menggeleng dengan air matanya yang sudah berjatuhan. "Nggak! Aku nggak mau jauh dari kamu."

"Hubungan kita sudah berakhir kalau kamu lupa," balas Danes kembali membuat Luna sakit. "Dan kamu yang mengakhirinya."

"Aku minta maaf, Danes. Aku nggak bermaksud buat mengakhiri hubungan kita," ucap Luna.

Danes menatap Luna dengan iba.

"Kita mulai lagi dari awal ya?" bujuk Luna.

Danes menggeleng. "Orang tuamu nggak akan setuju sama hubungan kita."

"Mereka akan setuju. Aku yakin itu," jawab Luna bertekad.

"Papamu benar. Lebih baik kamu dijodohkan saja sama laki-laki pilihannya," ujar Danes.

"Aku cinta kamu, Danes. Aku hanya mau nikah sama kamu. Bukan sama yang lain!"

"Dengar, Luna. Pergilah dan lupakan tentang kita," tegas Danes.

"Nggak mau, Danes!"

"Berbahagialah dengan laki-laki pilihan Papamu," kata Danes.

"Aku cuma bahagia kalau sama kamu!" balas Luna jengah dengan Danes yang terus menyuruhnya pergi.

Keduanya sama-sama diam dengan pikiran masing-masing. Hanya terdengar suara isakan Luna yang keluar dari bibir pucat itu.

"Terus kamu mau apa? Lanjutin hubungan ini? Belum tentu juga kedepannya orang tuamu merestui hubungan ini," ujar Danes memecah keheningan. "Lebih baik kita berpisah sekarang daripada sama-sama tersakiti di masa depan."

"Percaya sama aku, Danes. Pasti ada cara buat orang tuaku merestui hubungan kita," ucap Luna.

"Lebih baik kamu pulang. Aku capek, mau istirahat," kata Danes.

Danes hendak beranjak dari tempatnya namun tertahan karena Luna tiba-tiba menciumnya tepat di bibir. Danes terkejut dengan tingkah Luna yang mendadak menjadi agresif. Tak hanya menempel tapi Luna juga melahap rakus bibir Danes seolah-olah itu adalah makanan yang lezat.

Danes mendorong pelan pundak Luna membuat tautan bibir mereka terlepas. Danes menatap Luna marah.

"Apa yang kamu lakukan!?" tanya Danes menatap Luna tajam.

"Ada satu cara supaya kita direstui oleh orang tuaku," kata Luna.

Danes menatap Luna dengan banyak tanda tanya dikepalanya.

"Buat aku hamil," ucap Luna.

"Jangan gila, Luna!" kata Danes.

"Buat aku mengandung anakmu. Papa dan Mamaku pasti akan langsung merestui kita," ujar Luna.

AMERTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang