Part 35

478 31 0
                                    

Vote dulu baru baca!

Buat yang sudah vote...

Buat yang sudah vote

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

🌻🌻🌻

"Pi, Mi, Bia izin ke minimarket depan ya?"

Bia, gadis remaja itu sudah berada di rumah semenjak semalam. Rindu Nadia pada Bia terobati saat melihat wajah Bia yang tampak senang. Dan imbasnya adalah pada Fath, karena semalaman penuh Nadia hanya mau tidur bersama Bia. Fath bahkan tidur di sofa membuat punggung dan leher belakangnya sakit saat bangun. Ingin menolak, tapi Nadi mengatakan si bayi yang ingin.

Fath dan Nadia yang sedang bersantai sore dengan menonton acara televisi itu menoleh bersamaan kearah Bia.

"Mau beli apa, Sayang?" tanya Nadia.

"Mau beli samyang, Mi," jawab Bia.

"Makanan apa itu! Jangan beli makanan yang aneh-aneh, Bi," sahut Fath.

Bibir Bia mengerucut sebal. "Itu loh, Pi. Mie khas Korea," katanya.

"Makan makanan Indonesia saja. Biar mencerminkan kalau kamu mencintai produk lokal," kata Fath.

"Makan samyang sekali bukan berarti Bia nggak cinta produk lokal, Mas. Ada-ada saja Papimu, Bi," kata Nadia.

"Tau! Papi ketinggalan zaman," tambah Bia.

Fath hanya mendengus pelan mendengar dua perempuan kesayangannya yang kompak. Jika seperti ini, Fath yang akan kalah.

"Mami, boleh 'kan?" rayu Bia.

"Boleh, Sayang," jawab Nadia. "Cuma ke minimarket saja 'kan?" sambungnya.

Bia mengangguk sebagai jawaban.

"Papi antar," kata Fath.

"Nggak usah, Papi!" cegah Bia saat Fath hendak berdiri. "Maksudnya, Bia bisa sendiri. Ada sepeda goes di garasi. Bia pakai itu saja."

"Yakin?" tanya Fath memastikan.

Bia mengangguk mantap mendengar pertanyaan Fath. Kemudian, gadis itu pamit dan melenggang keluar rumah.

Nadia menatap kepergian Bia dengan tatapan penuh tanya. "Mas merasa aneh sama sikap Bia nggak sih?" tanyanya.

Fath menatap Nadia. "Nggak ada, Dek. Mungkin itu cuma perasaan kamu saja."

"Iya, mungkin cuma perasaanku doang," kata Nadia berusaha menepis pikiran buruk yang hinggap dikepalanya.

🌻🌻🌻

Bia mengendarai sepedanya keluar dari komplek perumahan. Bia menghela nafas lega saat dia bisa keluar rumahnya. Sebenarnya tujuan Bia bukan untuk ke minimarket, tapi untuk menemui seseorang. Sejujurnya, Bia merasa bersalah karena telah berbohong pada Fath dan Nadia.

AMERTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang