Part 36

447 33 2
                                    

ADA YANG KANGEN GA NIH?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ADA YANG KANGEN GA NIH?

SEPERTI SEBELUM-SEBELUMNYA DAN GA BAKAL CAPEK JUGA BUAT INGATIN KALIAN UNTUK VOTE DAN KOMEN!

Happy Reading!

🌻🌻🌻

Masa libur Fath dan Bia sudah berakhir. Mereka berdu kini kembali pada aktivitas seperti biasanya. Bia sekolah dan Fath bekerja. Kini keluarga kecil itu tengah sarapan dengan hening, hanya terdengar suara sendok yang beradu dengan piring.

Tak lama setelah itu, mereka bertiga sudah menyelesaikan sarapan. Bia naik ke atas untuk mengambil tas dan Fath membantu Nadia membawa piring ke tempat cuci piring.

"Jangan dicuci, Mas. Nanti biar aku saja," kata Nadia mewanti-wanti Fath.

"Nggak masalah, biar Mas saja. Masih ada waktu juga," ujar Fath yang rapi dengan pakaian dinasnya.

"Ada waktu bagaimana? Bentar lagi bel sekolah Bia bunyi," kata Nadia.

Fath menghela nafasnya. "Kamu jangan capek-capek, Dek. Perutnya sudah besar, berat, pasti susah mau ngapa-ngapain," ucap Fath.

"Aku masih bisa handle semuanya, Mas. Aku nggak capek kok. Lagian, si Adek juga enjoy diajak Maminya melakukan pekerjaan rumah tangga," ujar Nadia.

Fath mendekati Nadia. "Ya sudah, kalau capek istirahat. Jangan dipaksa, biar nanti Mas yang kerjakan kalau sudah pulang kerja."

Nadia menggeleng. "Kamu pasti capek habis pulang kerja," katanya.

"Bilang sama Mami, Dek. Jangan suka keras kepala kalau dibilangin," ujar Fath mengusap perut Nadia.

"Sudah selesai kah drama pagi ini, Yang Mulia Raja dan Ratu?" sahut Bia yang sudah siap dengan seragam sekolah lengkap dan menggendong tas. "Papi tenang saja. Bia bakal bantu Mami bersih-bersih rumah biat Mami nggak capek," imbuhnya.

"Tuh, dengar sendiri 'kan? Ada anak gadis yang siap bantu Maminya di rumah," ujar Nadia.

Fath menatap keduanya bergantian. Fath tidak bisa berkutik jika kedua perempuan yang disayanginya ini sudah berkompromi.

"Baiklah, intinya jangan sampai kecapekan," pesan Fath.

Nadia mengangguk sebagai jawaban. Nadia mengantarkan keduanya sampai ke depan rumah.

"Telepon Mas kalau ada apa-apa di rumah," kata Fath.

"Iya, Mas," balas Nadia kemudian meraih tangan Fath untuk dicium yang dibalas dengan kecupan mesra di dahinya.

AMERTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang