Happy Reading!
🌻🌻🌻
Sore hari yang cerah, Nadia tiba-tiba menginginkan sesuatu. Ibu hamil itu ngidam makan ikan bakar. Tetapi ada syaratnya yaitu, ikannya harus tangkap sendiri, pakai tangan, tidak boleh pakai alat.
"Ayo, Mas, buruan! Anakmu keburu ngiler nanti," kata Nadia tidak sabaran.
"Anak kita, Dek," ralat Fath seraya mengunci pintu rumah mereka.
Selama liburan semester dua minggu, Bia diajak Bunga dan Ervin, orang tua Ethan untuk pergi ke Jepang. Tentu saja untuk perjalanan bisnis. Bia yang saat itu diajak langsung menyetujuinya dengan senang. Lain halnya dengan Nadia yang galau dan kesepian karena ditinggal Bia. Dan imbasnya, sahabat-sahabatnya yang menjadi sasaran Nadia dengan alasan ngidam.
"Yang lain sudah sampai di tempatnya pemancingannya 'kan?" tanya Nadia pada Fath yang mengemudikan mobilnya membelah jalanan ibu kota.
"Sudah, tapi nggak semua ikut. Ethan, Elisa, Nia, Bang Athala, si kembar tiga, sama Kenand nggak ikut," jawab Fath.
Nadia mengerucutkan bibirnya. "Nggak bakalan ramai dong?"
"Mereka sibuk, Dek," kata Fath memberi pengertian.
Fath sekarang masih dalam masa liburnya setelah bertugas. Jadi, Fath bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya untuk memenuhi keinginan si bayi yang sebentar lagi akan lahir di dunia yang mereka nantikan.
"Zia kenapa nggak ikut?" tanya Nadia penasaran. Nadia tahu jika sahabatnya yang satu itu tengah libur.
"Ada urusan sama Om Abhi," jawab Fath. "Sebagai gantinya, ada Faris, Ardan, sama Reno yang ikut," sambungnya.
Nadia mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti. Tiba-tiba saja perasaan rindu pada anak pertamanya muncul.
"Aku kangen sama Bia, Mas," ujar Nadia.
Fath mengulurkan sebelah tangannya untuk mengusap kepala Nadia dengan lembut. "Nanti kita video call sama Bia ya?"
"Nggak bisa peluk. Aku maunya peluk Bia terus uyel-uyel pipinya," jawab Nadia.
"Nanti kalau Bia pulang, kamu bisa peluk dia seharian di rumah," kata Fath. "Sekarang, peluk Mas saja bagaimana?" tawarnya.
Nadia menggeleng. "Nggak mau. Si Adek mau sama Mbaknya bukan sama Papinya."
"Jahat banget sama Papi, Dek," ucap Fath seraya menyentuh perut Nadia yang besar.
"Si Adek masih marah loh sama Papi," kata Nadia.
Fath menaikkan sebelah alisnya tanda bingung. "Marah kenapa? Papi nggak buat salah."
"Ada! Waktu itu pengen minum es tapi nggak kamu kasih izin," kata Nadia.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMERTA
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] [Baca Cerita Seven Of Us Biar Nggak Bingung] "Mama mau jadi Maminya Bia?" "Hah!?" ___ _ ___ Kisah ini hanya kisah klasik yang menceritakan kehidupan Nadia Aulina yang merupakan seorang guru Bahasa Indonesia yang mengaja...