Tinggalkan jejak kalian!
Selamat membaca💋
🌻🌻🌻
Nadia menghela nafasnya pelan sesudah sampai di ruang guru. Guru muda itu baru saja selesai mengajar kelas terakhir dan akan pulang karena jam sudah menunjukkan pukul empat sore. Sesekali Nadia menyapa guru lain yang masih berada di tempatnya. Ponsel Nadia bergetar menandakan ada pesan masuk dari Putri.
Putri Liyana
|Nad, orang tuanya Kenand meninggal dunia. Gue sama yang lain mau takziah, lo ikut?"Innalillahi wa inna ilaihi rajiun," ucap Nadia saat membaca pesan dari sahabatnya. Nadia tidak bisa membayangkan bagaimana hancurnya hati Kenand saat ini. Ditinggal oleh kedua orang tua untuk selama-lamanya dalam waktu yang bersamaan adalah hal yang paling sedih dan menyakitkan bagi seorang anak.
Nadia Aulina
Gue ikut|
Nebeng sekalian dong. Gue masih di| sekolahPutri Liyana
|Gue sama Citra bawa motor. Lo mau naik di ban?
Nadia mendengus pelan membaca percakapannya dengan Putri. Tanpa membalas lagi, Nadia bergegas merapikan barang-barangnya dan langsung menuju ke luar gerbang untuk mencari ojek. Biasanya banyak tukang ojek yang mangkal di dekat sekolah.
Nadia tolah-toleh berharap ada angkutan umum yang lewat. Namun nihil, tiga menit berdiri di depan gerbang, tak ada sama sekali angkutan umum yang lewat. Pundak Nadia ada yang menepuk membuat gadis itu berjingkat kaget.
"Eh, Mama kaget ya?" tanya Bia merasa bersalah pada Nadia.
"Mama kira siapa, Bi," kata Nadia. "Kamu belum pulang?" sambungnya bertanya.
"Belum. 'Kan Bia masih di sekolah," jawab Bia.
Nadia mengernyitkan dahinya. "Kenapa? Belum dijemput sama Papimu?"
"Sudah dijemput, kok," kata Bia. "Itu Papi!"
Benar saja, seorang laki-laki yang masih mengenakan seragam dinasnya dengan gagah berjalan menuju ke arah Nadia dan Bia. Tatapan dari para siswi jelas-jelas menunjukkan ketertarikkannya pada seseorang yang menjadi pusat perhatian yang tak lain adalah Fath.
"Assalamu'alaikum, Nad," sapa Fath dengan senyuman di wajahnya membuat para kaum hawa memekik tertahan. Nadia berdecak pelan melihat para siswinya yang kegatelan. Entah mengapa Nadia tidak suka dengan hal itu.
"Wa'alaikumsalam," jawab Nadia.
Setelah Bia sakit waktu itu, Fath dan Nadia sama sekali tidak saling bertemu. Nadia mendapatkan informasi langsung dari Bia jika Fath sedang berada di luar kota selama dua bulan. Bia juga menginformasikan pada Nadia jika Fath mendapatkan kenaikan pangkatnya. Mereka berjauhan bukan berarti tidak saling berkomunikasi. Mereka tetap berkomunikasi melalui pesan meski terkadang Nadia hanya menjawab singkat.
"Kamu lagi nunggu sesuatu?" tanya Fath.
Nadia mengangguk. "Nunggu ojek."
"Mau pulang?" tanya Fath kagi.
"Mau takziah ke rumahnya Kenand. Baru saja dapat kabar kalau orang tuanya meninggal," jawab Nadia.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMERTA
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] [Baca Cerita Seven Of Us Biar Nggak Bingung] "Mama mau jadi Maminya Bia?" "Hah!?" ___ _ ___ Kisah ini hanya kisah klasik yang menceritakan kehidupan Nadia Aulina yang merupakan seorang guru Bahasa Indonesia yang mengaja...