Part 26

814 34 2
                                    

Yang belum vote bab-bab sebelumnya silahkan mundur dulu buat vote terus balik lagi ke sini!

Udah?

Makasi buat kalian yang sudah mengikuti instruksinya

Satu vote kalian sangat berharga buat penulis pemula kayak Aku😊

Sebelum baca sampai bawah, aku kasih aba-aba dulu. ADA SEDIKIT ADEGAN DEWASA, jadi yang masih bocil jangan coba-coba baca sampai bawah. Nekat baca dosa tanggung sendiri!

Jangan lupa vote dan komen yang banyak juga di part ini!

Happy reading!

🌻🌻🌻

Acara resepsi masih berlanjut. Musik sedari tadi menggema tak henti. Apalagi saat ada tamu yang berminat menyumbangkan suara emas yang tidak emas-emas banget. Modal percaya diri dengan nada tak beraturan yang penting menghibur.

Kini, para sahabat Nadia dan Fath ditambah Bia dan Adam tengah bermain permainan untuk memeriahkan acara pernikahan sahabat mereka. Permainan pertama adalah rebut kursi yang sudah dimenangkan oleh Faris. Sekarang sudah menginjak permainan kedua. Dimana mereka diberi kertas kecil bergambar setengah hati dan satu bulpoin.

"Ini setengah hatinya kemana?" tanya Ardan pada MC.

"Nah, itu dia permainannya. Kalian tinggal lengkapi setengah hatinya lagi. Bebas mau berkreasi apa saja. Nanti yang gambarnya paling bagus dapat hadiah dari kedua mempelai," jawab MC laki-laki. "Permainan ini request dari mempelai wanita loh," sambungnya.

"Gambar yang bagus. Gue mau mengukur sejauh mana kalian bisa berimajinasi," sahut Nadia dari atas pelaminan.

"Kita kasih waktu lima menit buat melengkapi gambar. Nanti selesai nggak selesai dikumpulkan dan akan dinilai oleh kedua mempelai," kata MC.

"Berasa ulangan harian," celetuk Razka membuat para tamu yang mendengar tertawa.

"Kita mulai dalam hitungan ketiga. Satu... Dua... Tiga... Mulai!" ujar MC.

"Jujur gue nge-blank," kata Sagara.

"Sama," ujar Septian yang berdiri tepat di sebelahnya.

Fath dan Nadia mengamati wajah para sahabatnya yang terlihat serius menorehkan tinta pada selembar kertas kecil itu. Melihat kebingungan yang tergambar jelas diwajah mereka membuat Fath dan Nadia merasa lucu sendiri.

"Berasa jadi pengawas ujian," ujar Fath yang diangguki oleh Nadia.

Waktu berjalan cepat. MC mengatakan sisa waktu tinggal satu menit membuat mereka kalang kabut dan semakin membuat Fath dan Nadia terhibur. Bukannya jahat, tapi melihat ekspresi panik dari para sahabatnya yang lucu mampu mengundang tawa dari yang menonton.

"Jangan lupa diberi nama dibawahnya. Silahkan dikumpulkan," ujar MC yang kini membawa kotak yang tidak terlalu besar.

"Lo gambar apaan, Zi? Sisa waktu satu menit tadi lo belum gambar apa-apa," tanya Putri.

"Lihat saja nanti," balas Fauzia.

Setelah itu, MC menyerahkan kotak yang berisi kertas-kertas tadi pada Fath dan Nadia. MC berdiri tak jauh dari mereka. Fath dan Nadia mulai melihat-lihat karya sahabat-sahabatnya.

"Sepertinya Sagara lagi galau ini. Gambarnya hati yang patah," kata Fath.

"Ini Razka hatinya sampai ditempati laba-laba saking lamanya nggak berpenghuni," ujar Nadia menunjukkan gambar Razka pada yang lainnya. "Kalau Putri gambar gelas. Kreatif-kreatif," puji Nadia. "Tapi Mbak Dinda lebih kreatif. Gambar gajah!"

AMERTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang