Part 38

416 26 0
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA!

MAKSA!

Happy Reading!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy Reading!

🌻🌻🌻

Nadia yang mencemaskan Bia, semakin cemas saat mendapat telepon dari sekolah Bia yang menanyakan mengapa Bia tidak datang ke sekolah hari ini. Padahal tadi Bia berangkat ke sekolah bersama dengan tukang ojek langganan.

"Duduk dulu, Nad," kata Elisa yang sudah lima belas menit tadi datang bersama Ethan.

"Gue khawatir sama Bia, El," ucap Nadia dengan mata yang berkaca-kaca. "Gue takut dia kenapa-kenapa."

Elisa memeluk Nadia agar sahabatnya itu tenang. "Bia pasti baik-baik saja. Percaya sama gue."

Ethan sedang sibuk dengan ponselnya. Pria itu menyuruh anak buahnya untuk melacak keberadaan Bia.

"Ponsel Bia kayaknya sengaja dimatikan. Makanya anak buah gue kesusahan buat cari posisi Bia sekarang," kata Ethan.

"El, gimana ini?" ucap Nadia putus asa dengan air mata yang sudah mengalir. Perasaannya semakin cemas.

"Devan, Elang, Kenand, Sagara, nggak bisa bantu, Mas?" tanya Elisa.

"Sebentar, Mas hubungi mereka," jawab Ethan kembali sibuk dengan ponselnya.

Nadia digiring Elisa untuk duduk di sofa. Elisa beranjak ke dapur untuk mengambil segelas air untuk Nadia. "Minum dulu, Nad. Biar tenang."

Beberapa saat kemudian, Elang tiba di kediaman Nadia bersama dengan Fauzia dan Kenand. Tak lama setelah itu, Sagara ikut menyusul mereka.

"Kalian sudah tanya sama tukang ojek yang antar jemput Bia?" tanya Sagara.

"Sudah. Tukang ojeknya bilang dia antar Bia sampai depan sekolah. Setelah itu nggak tau lagi," jawab Nadia.

"Fath mana?" tanya Fauzia.

"Dia ada tugas semalam. Baru pulang sore nanti," jawab Nadia lagi.

"Bia kabur sendiri? Lo sama Fath ada masalah, Nad?" tanya Fauzia lagi.

"Iya. Fath marah sama Bia karena Bia bertemu sama Ayah kandungnya diam-diam. Ternyata Bia sudah lama menjalin komunikasi sama Ayahnya. Bia dilarang sama Fath buat nggak berhubungan lagi sama Ayahnya, tapi Bia tetap pada pendiriannya. Bia yakin kalau Ayahnya itu sudah berubah. Tapi Fath nggak yakin. Fath merasa ada sesuatu yang direncanakan sama Danes, Ayahnya Bia," papar Nadia.

AMERTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang