JIKA MEMBACA SUDAH DIBERIKAN SECARA GRATIS, APA GA ADA SEDIKITPUN NIAT KALIAN UNTUK SEKEDAR MEMBERI VOTE ATAU MEMENUHI KOLOM KOMENTAR?
YANG BELUM VOTE BAB-BAB SEBELUMNYA, MUNDUR DULU BARU BALIK!
BURUAN! GA MENERIMA PENOLAKAN!
Happy Reading!
🌻🌻🌻
Fath, Nadia, dan Regina menunggu cemas di luar UGD. Bia sedang ditangani oleh dokter di dalam sana. Bia sempat sadar di mobil tadi dan menginginkan Fauzia yang mengobatinya. Tentu hal itu langsung disetujui oleh Nadia. Untung saja Fauzia tidak sibuk dan banyak pasien.
"Bia pasti baik-baik saja," ucap Fath menenangkan Nadia dan Regina.
Tidak lama, Abizar datang berlari menghampiri mereka bertiga. Nampak dada pria paruh baya yang masih gagah itu terlihat naik turun karena berlari.
"Bagaimana kondisi Bia?" tanya Abizar.
Fath menggeleng. "Masih ditangani sama dokter," jawabnya.
Abizar memeluk Regina yang terlihat cemas. "Cucu kita anak yang kuat. Dia pasti baik-baik saja," katanya.
Nadia berdiri dari duduknya saat melihat Fauzia menghampiri mereka.
"Bagaimana keadaan Bia, Zi? Dia baik-baik saja 'kan?" tanya Nadia mengenggam tangan Fauzia.
"Syukurlah Bia bisa cepat ditangani. Kanker yang berada di tubuhnya semakin menyebar. Itu membuat tubuh Bia lemah," jelas Fauzia. "Bia sedang istirahat dan akan dipindahkan ke ruang perawatan."
Fauzia memeluk Nadia. Dia tahu jika sahabatnya tengah menahan kesedihan. "Nangis saja kalau lo mau nangis. Jangan ditahan," ujar Fauzia.
Air mata Nadia luruh dan membalas pelukan Fauzia. "Gue takut Bia kenapa-kenapa, Zi," ungkapnya.
Fauzia mengusap punggung Nadia. "Bia sudah ditangani," ucapnya melepaskan pelukan.
Fauzia menatap mereka satu-persatu. "Apa Bia melakukan pengobatan leukima selama ini?" tanyanya.
"Iya, kemoterapi. Bia hanya melakukan itu sebanyak dua kali. Dia nggak mau melanjutkan lagi. Selama ini Bia hanya mengonsumsi obat dari dokter saja," jelas Fath.
Fauzia menghembuskan napasnya pelan. Meski berat, Fauzia harus tetap mengatakan hal ini pada keluarga Bia. "Jika saja Bia mau melakukan kemoterapi secara rutin, pasti leukimianya tidak akan menjadi separah ini. Leukimia yang diderita oleh bia sudah mencapai stadium akhir. Leukimia stadium akhir sudah sangat sulit untuk disembuhkan. Sel kankernya sudah menyebar ke paru-paru. Saat ini kita hanya bisa mengobati untuk mencegah agar tidak terjadi komplikasi dengan penyakit lain," jelasnya.
Nadia sudah menangis kembali di pelukan Fath. Fath sendiri berusaha menjaga pikirannya agar tetap waras mendengar kondisi Bia.
"Apa benar-benar tidak bisa sembuh, Zi?" tanya Fath dengan suara serak karena menahan tangis.
Fauzia menggelengkan kepalanya lemah. "Persis yang saya jelaskan. Kita hanya bisa mengobati untuk mencegah agar tidak terjadi komplikasi dengan penyakit lain," ujarnya formal. "Untuk mengetahui keadaan Bia lebih lanjut, akan saya hubungkan sama Dokter Supardi. Beliau adalah dokter spesialis onkologi rumah sakit ini," jelasnya kemudian pamit untuk memeriksa pasien lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AMERTA
Romance[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] [Baca Cerita Seven Of Us Biar Nggak Bingung] "Mama mau jadi Maminya Bia?" "Hah!?" ___ _ ___ Kisah ini hanya kisah klasik yang menceritakan kehidupan Nadia Aulina yang merupakan seorang guru Bahasa Indonesia yang mengaja...