Part 5

1.1K 52 0
                                    

Sebelumnya meskipun terlambat, aku mau mengucapkan minal aidzin wal faidzin, vote dan komennya dibanyakin!

Bercanda!

Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir batin. Maafin semua kesalahan aku. Maafin aku karena update enggak tentu. Maafin aku juga kalau ada kata yang menyinggung.

Dimaafin nggak?

Selamat Membaca💋

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN!!!
SHARE JUGA KE TEMAN-TEMAN KALIAN!!!

🌻🌻🌻

"Lo ngapain ngajak gue kesini?" tanya Fauzia bingung.

"Sekarang ambil sepeda motor gue, Zi," jawab Nadia.

Fauzia menatap Nadia kesal. Pasalnya tadi pagi dia mengantar Nadia pergi ke persidangan. Sekarang, kedua gadis itu sedang berdiri di depan Polres.

"Katanya tadi langsung pulang!?" beo Fauzia jengkel.

"Iya pulang setelah ambil motor gue disini," jawab Nadia. "Sudah, ayo masuk!"

"Ogah, Nad! Masuk sendiri sana! Gue pulang saja!" Fauzia hendak membalikkan badannya namun dicegah oleh Nadia.

"Ayolah, Zi. Tinggal satu langkah lagi motor kesayangan Mama gue balik ke rumah," kata Nadia menahan tangan Fauzia.

Fauzia berdecak. "Lo tau kalau gue anti masuk ke tempat kayak begini 'kan?"

"Iya tau. Makanya gue ajakin kesini biar lo enggak anti lagi masuk ke Polres," jawab Nadia menyeret Fauzia masuk ke dalam Polres.

Fauzia yang belum siap hanya pasrah mengikuti Nadia.

"Gue ke kantinnya saja deh, Nad. Ya?" tanya Fauzia saat melihat kantin.

Nadia berdecak pelan. "Makan mulu. Heran gue!"

"Makan kebutuhan!" balas Fauzia.

"Ya sudah, jangan kemana-mana. Tunggu gue di kantin, nanti gue samperin," ucap Nadia mewanti-wanti.

"Iya!" jawab Fauzia melenggang menuju kantin untuk mengisi perut.

Nadia berjalan menuju resepsionis untuk menanyakan dimana ia bisa mengambil motornya. Salah satu pegawai mengantarkan Nadia di sebuah ruangan. Nadia mengucapkan terima kasih pada pegawai yang mengantarkannya.

Nadia mengetuk pintu dan ada sahutan dari dalam untuk menyuruhnya masuk. Pintu terbuka dan di dalam sana sudah terdapat seseorang yang sama sekali tidak ingin ditemui Nadia tengah menunjukkan senyum manisnya. Siapa lagi kalau bukan Fath. Di dalam ruangan ternyata Fath tidak sendiri, ada tiga petugas lainnya, dua perempuan dan satu laki-laki. 

"Assalamu'alaikum," ujar Nadia.

"Wa'alaikumsalam," jawab seluruh orang yang berada di dalam ruangan.

AMERTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang