"Nyatanya tak semua akan mampu bertahan lama."
.
.
.
.
.
.
.
.
❄️❄️Sang surya yang menyapa pagi dengan indah. Hangatnya udara membuat pagi yang sibuk.
Pemuda dengan kulit putih pucatnya. Berjalan pelan menyusuri trotoar. Melihat kendaraan yang berlalu-lalang dan pejalan kaki lainnya.
Sampai pada sebuah bangunan baru. Nampak megah dengan interior yang menawan. Ia melangkah masuk kedalam. Mendatangi seorang wanita cantik dibalik meja tinggi.
"Oh Hay? Kamu datang juga." Sapa wanita itu melihatnya datang.
Raga mengangguk saja. "Ada?"
Ica, begitulah orang memanggilnya. Ia tersenyum manis. Lalu mencari sesuatu dimejanya. Menemukan kertas yang penuh dengan catatan.
"Ini, gak banyak hari ini."
Raga menerima kertas itu. Ia lalu mengambil keranjang. Pergi mencari apa yang ada dalam list.
Bau buku tercium dalam indranya. Rak-rak yang berjajar rapi pun membuatnya bahagia. Walau ia harus menghafal kembali letak buku-buku.
Perpustakaan ini cukup luas. Apalagi baru saja direnofasi. Semua berubah, ia tau itu.
Tugasnya adalah mencarikan buku-buku pesanan orang. Mereka datang kesini, dengan menitipkan judul buku saja. Setelahnya pegawai yang akan mencarikan.
Memang aturannya berbeda. Namun ya memang begitulah. Terkadang Raga juga mendapat tugas menyusun kembali buku-buku. Membersihkan beberapa tempat, bahkan harus mengangkat buku baru ke gudang.
Gajinya tak besar. Namun ia cukup bersyukur karena masih punya pekerjaan. Padahal dirinya sudah sering izin.
Nyatanya ia tak tau. Bila dirinya disini, banyak pengunjung wanita datang. Membeli buku bersama melihat parasnya. Pekerja yang lain pun heran.
Raga nampak tak peduli dengan penampilannya atau orang lain. Setiap datang terkadang juga masih dengan rambut acak-acakan. Atau rapi hanya sekedar rapi. Ica yang sering membantu pemuda itu merapikan diri. Namun hari ini datang sudah dengan pakaian rapi.
Yah, semua karena Bastian tentunya. Sebelum pergi, lelaki itu mengurus Raga terlebih dahulu. Ia tak melarang Raga berkerja. Namun selalu mengawasi pemuda itu.
"Mas-mas tolong ambilkan buku itu dong!"
Atensi Raga teralihkan. Menatap gadis cantik dengan banyak buku ditangannya. Pemuda itu pun mendekat. Meraih mudah buku dirak atas.
Namun ia terdiam. Menunduk menatap gadis didepannya. Ia cepat menjauh dan menyerahkan buku itu. Tanpa kata pergi dari sana.
Gadis itu terdiam ditempat. Pipinya memanas menatap kepergian Raga.
"Udah dapat Yang?"
"Hah!? Apa Ga?" Ia menoleh terkejut dengan keberadaan pemuda disampingnya.
Maniknya menatap sosok yang lebih tinggi darinya lama. Lalu beralih menatap ujung tak dimana Raga pergi. Setelahnya kembali pada sang pacar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kathréftis || End✓
Mystery / ThrillerManik sehitam malam yang begitu menyimpan. Bibir semerah Cherry yang enggan sekali terbuka. Rupa menawan, tetapi penuh luka. . . "Raga cuma mau Abang." Inilah dirinya. Sosok yang tidak pernah tau bagaimana rupanya. Tak peduli apa kata orang. Ini ada...