64. Adek

956 48 5
                                    

"Kamu, sudah banyak terluka."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
❄️❄️

"KAMU TIDAK NYATA!!"

"KAMU YANG MENUMPANG TUBUH!!"

Semua orang kembali ke kesadaran mereka masing-masing. Sebuah ingatan yang begitu cepat. Kini semua terjawab.

Rega marah besar. Menatap Gala dengan pandangan membunuh.

"Lo nggak akan bisa bunuh gua!! Lo nggak akan bisa!!"

"Aku adalah Rajanya." Suaranya berubah berat.

Tangan kirinya terbuka kaku. Seolah mencengkram. Semua orang tidak dapat bergerak dari tempatnya. Tubuh mereka dikendalikan.

Tangan kanan Raga terayun naik ke depan dada. Lalu ia membuah gerakan menghempas kuat. Tanpa memandang Gala.

Lelaki itu terlempar jauh. Bahkan hampir keluar melalui jendela. Bisa tidak ia sudah terjun beban ke arah laut yang ombaknya bergemuruh.

Ia terbatuk keras.

"Raga!! Adek!!" Bastian berseru. Ia hanya bisa berbicara.

Mereka terkejut Rega tiba-tiba menghilang dalam sekali kedip muncul dihadapan Gala.

Tangan kanannya membuat gerakan mencekik lelaki itu. Tanpa sentuhan. Gala seolah tercekik kuat.

"Aku bisa menghancurkan mu. Tapi itu bukan tugas ku." Ujar Rega tenang. Amarahnya mulai reda kembali.

"Kamu tidak nyata. Kamu tidak memiliki jiwa. Kamu tidak pernah hidup." Penekanan yang kuat. Ia tekankan, bahwa Gala tidak seperti dirinya. Kekuatan keduanya jauh berbeda.

Ia pernah hidup. Berbeda seperti Gala yang hadir karena tekanan Galen yang kuat. Rasa diri menahan amarahnya.

"AHRGGG!!!"

Gala meraung kesakitan. Rega sudah melepas cekikan. Nampak lelaki itu seolah dirinya terbelah. Akan hilang.

"Lo juga akan pergi sialan!!"

Teriaknya marah. Setelahnya cahaya kuning muncul dibalik tubuhnya. Hanya sesaat. Setelahnya ia terduduk lemas. Menunduk dalam.

Rega diam, menunggu.

"Hiks.. hiks.. Maaf Dek.. Maaf.."

Itu Galen. Dia berhasil menghancurkan Gala. Memang hanya dirinya yang bisa. Karena dia selalu lagu akan dirinya sendiri. Penekanan Rega yang kuat. Galen itu 1. Tidak akan ada yang bisa mengendalikan nya.

"Abang!! Bang!!" Saga meraung. Setelah terlepas ia mencoba berlari mendekat.

Bastian mengejarnya. Namun lagi, keduanya tak bisa mengendalikan tubuh. Rega menahannya yang hampir sampai.

"Lepasin gua! Lo siapa bangsat! Gua nggak punya saudara kek Lo! Lo monster!!" Marah Saga. Semakin mencoba memberontak. Tetapi Rega tidak bergemi. Hanya diam.

Galen menggeleng kecil. Ia mendongak perlahan. Menatap Rega yang berdiri dihadapannya. Matanya memerah dengan air mata.

"Maaf, gua nggak bisa temuin tubuh Lo. Maaf, gua gagal buat Saga tetap sama Lo. Maaf Dek.." kedua tangannya mengatup. Memohon dengan penuh.

Kathréftis || End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang