"Ia lupa dengan laranya."
.
.
.
.
.
.
.
.
❄️❄️Apa yang berubah dengan harinya sekarang?
Tidak ada. Lara sudah menjadi hidupnya.
Namun ia lupa. Bukankah akhir-akhir ini dirinya sedikit damai.
Monster itu, tidak datang.
Tapi lebih baik jangan dibicarakan.
Terlalu larut dengan hari damainya. Walau jelas masih ada sosok mengerikan lain. Ia lupa dengan luka lainnya.
"Tubuhnya rentan demam dan infeksi. Apa kau lupa itu?"
Lelaki yang ditanya menghela nafas. Bagaimana bisa dia menghindarkan hal itu. Cukup tau bagaimana keras kepalanya.
"Usahakan jangan terlalu banyak beraktivitas Bas. Sehabis sekolah langsung saja seret pulang."
"Kau tau sekeras apa dirinya." Kepalanya terasa pening seketika. Tak tau apalagi dirinya.
"Kau sudah tidak menangani pasien lain kan?"
"Yah, aku berhenti. Lebih baik fokus padanya."
Lelaki dengan jas putih itu tersenyum tipis. Profesi itu adalah impian Bastian. Namun ia rela meninggalkannya. Nyatanya tidak juga. Dia masih dengan pasien istimewa. Siapa lagi kalau bukan Raga dan Galen.
"Ah.. kalau besok demamnya turun dia bisa pulang. Aku tau sekali isi pikirannya."
Bastian mengangguk saja. Rio pun pergi meninggalkan ruang itu.
Raga drop dan yah. Berakhir ditempat yang sama. Terlalu beraktifitas diluar. Paru-parunya sedikit terganggu. Pemuda itu tidak merasakan sesak. Atau tidak mengatakan. Mengingat Raga anak yang sangat tenang.
**
Pagi menyapa, langit yang agak mendung. Namun tak ada tanda hujan. Udara dingin pun menusuk kulit.
Motor sport melaju memasuki area sekolah yang ramai. Lalu menuju tiga pemuda yang berbincang didekat kendaraan masing-masing.
Ia memarkirkan motornya didekat mereka. Melepas helm lalu menatap ketiganya datar.
"Bolos kuy, hari ini jamkos sampe siang. Ada rapat buat festival." Rizky tersenyum lebar dengan jail.
"Fooftop?"
Semua setuju. Mereka berjalan bersama menuju tempat tujuan. Area yang sangat nikmat.
Ada satu sofa panjang dan karpet disana. Bukan tempat sembarangan memang. Area ini dirawat. Ralat, semua. Tiap gedung berbeda. Ada yang menjadi taman kecil ada juga yang seperti ini.
"Lo ada hubungan apa sama Raga?" Randy membuka suara kala semua hening.
Saga yang ditanya mendengus. Tidak bisa mengelak. "Gua benci ngakuinnya. But my twin."
Pengakuan yang begitu mengejutkan. Bahkan Fauzan sempat melotot tidak percaya. Namun cepat merubah wajah datarnya.
"Anjir? Yang bener?" Seru Rizky tak yakin.
![](https://img.wattpad.com/cover/256392010-288-k233239.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kathréftis || End✓
Mystery / ThrillerRaga hidup dalam dunia yang tak pernah benar-benar memahami dirinya. Ia tak peduli dengan bisikan atau tatapan penuh tuduhan. Yang ia tahu, hanya satu hal yang membuatnya bertahan-Abangnya. "Hidup Raga bukan untuk mereka, Bang. Raga cuma punya Abang...