"Sakit tanpa luka."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
❄️❄️Langit seolah merestui luka yang ada pada dirinya. Gelap dengan gemuruh petir. Seolah sebuah film rusak, ingatan kelam itu kembali.
Nafasnya terputus-putus. Maniknya menatap takut tempat kejadian beberapa saat yang lalu. Tangannya pun terkepal kuat, menyalurkan rasa takut dalam diri.
"Hey!?" Seolah tuli dengan panggilan itu.
Tubuhnya mundur hingga membentur pohon dipinggir jalan. Beberapa orang menatapnya heran dan aneh. Pemuda yang memanggilnya pun nampak bingung.
"Bunda sakit!"
Ia menunduk, terpejam dengan erat. Pusing di kepalanya menyerang. Membuat bibir merah itu berdesis. Sebuah gambaran yang tidak pernah ia lihat, atau ia ingat.
"Enggak Ayahh!! Enggak!!"
"Arggg.." penglihatannya memburam. Tubuhnya limbung, terduduk tanah. Kedua tangannya menarik surai legamnya kuat.
"Abangg!! Jangan tinggalin adek.."
"Raga!!"
"Hiks sakitt.."
/Plakk
"Tidak berguna!"
"Jangan!! Ayahh!"
"Raga! Raga!"
"RAGA!!"
Ia kembali tersadar. Maniknya begitu sayu, menatap sosok Juan didepannya. Hingga pandangannya memburam. Semua seolah berputar, telinganya berdengung kencang. Manik legam itu perlahan terpejam.
"Ga! Raga! Bangun!"
Juan menahan tubuhnya, menepuk pipi pucat itu keras. Namun tidak ada reaksi, justru pemuda itu semakin panik kala darah mengalir keluar dari hidung Raga.
**
Didepan ruangan UGD kini ia berada. Namun tidak sendiri. Ada banyak orang, yang ia tau selain Raga didalam sana. Ada pemuda yang kecelakaan tadi. Ia pun hanya diam dipojokan. Melihat orang-orang itu nampak ribut.Mereka nampak sekali riuh. Terlebih satu pemuda yang bajunya penuh bercak darah. Dia mengamuk sejak tadi. Bahkan tidak ada yang mampu mereda. Namun ia bungkam. Bingung sendiri. Bahkan kali ini otak pintarnya tidak bekerja.
"Juan?" Ia menoleh. Melihat Dokter Nino yang menatapnya bingung.
"Kamu ngapain disini? Keluarga mereka?" Keduanya menoleh pada kumpulan orang itu.
Ia menggeleng. "Raga pingsan," jawabnya membuat lelaki itu terkejut.
"Ha! Kok bisa. Jelasin kenapa!?"
Kembali ia menggeleng. "Saya melihatnya berada di lokasi kecelakaan pemuda itu," tunjuknya dengan dagu pada orang-orang itu. "Lalu dia pingsan."
Nino mengangguk, menepuk pundak pemuda itu sejenak. "Biar Saya lihat. Kamu jangan khawatir, dia baik-baik aja pasti."
![](https://img.wattpad.com/cover/256392010-288-k233239.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kathréftis || End✓
Misterio / SuspensoRaga hidup dalam dunia yang tak pernah benar-benar memahami dirinya. Ia tak peduli dengan bisikan atau tatapan penuh tuduhan. Yang ia tahu, hanya satu hal yang membuatnya bertahan-Abangnya. "Hidup Raga bukan untuk mereka, Bang. Raga cuma punya Abang...