26. Enemy?

525 36 0
                                    

"Love your enemy to be stronger."
.
.
.
.
.
.
.
.
❄️❄️

"Gimana?"

"Mereka lewat jalan A, kita sergap dari ujung."

"Oke."

Malam yang dingin, tak membuat kumpulan anak muda begitu malas keluar. Terlihat ada sekitar Dua Puluh pengendara motor yang siap ditempat.

Mereka tengah merencanakan sebuah penyerangan terhadap geng motor lain. Tak berfikir dengan keselamatan sendiri. Hanya kesenangan untuk bisa menghajar musuh.

Suara deru motor terdengar, semua bergerak meninggalkan tempat tersebut. Beriringan menuju tempat yang sudah diprediksi. Meninggalkan jalanan gelap tempat mereka berkumpul.

**

Kumpulan pemotor membelah jalanan malam. Sepi, hanya ada pohon-pohon. Juga suara motor mereka yang mengaung.

Hingga motor paling depan berhenti tiba-tiba. Suara decitan pun terdengar bersahutan. Sekitar lima belas pemotor. Mereka berhenti mendadak.

Dua motor yang memimpin didepan diam. Memberi kode untuk yang lain agar diam.

"Wah-wah.." suara tawa terdengar. Membuat dua pemuda itu menatap tajam.

Segera turun dari motor diikuti yang lain. Menatap tajam segerombol anak muda didepan mereka. Jumlahnya jelas lebih banyak. Namun tidak ada rasa takut.

"Mau apa Lo!?" Wisnu menatap nyalang sosok pemuda yang memimpin kelompok itu.

Didepan sana ada Saga dan juga tiga temannya sebagai kelompok inti. Shadow nama geng motor mereka. Rencana yang sudah disusun adalah penyerangan untuk geng motor yang diketuai Juan dan Wisnu.

Virgo, kelompok pemuda yang dipimpin oleh Juan dan Wisnu. Mereka tidak terlalu banyak, juga merasa tidak membuat ulah dengan geng itu.

"Halah bacot!" Seru Saga marah.

"SERANG!"

Mendapat serangan mendadak membuat anak-anak Virgo agak terkejut. Apalagi jumlah mereka tidak seimbang. Namun mereka mencoba bertahan hingga bantuan datang.

"Sialan! Kita salah apa ha!?" Bentak Wisnu marah. Memukul beberapa orang yang mengepungnya.

"Anggota Lo ngeroyok anggota kita sampe koma," jawab satu pemuda yang juga menyerangnya.

Juan yang tak jauh mendengar. Namun tidak ada waktu berfikir. Ia berusaha melindungi diri dari serangan brutal. Berdecih lirih, ia harus fokus.

Mereka nampak menyerang dengan brutal. Entah semarah apa para anggota Shadow.

Disisi lain tidak jauh dari tempat berada.

"Tuan muda mari pulang," sosok lelaki bertumbuh tinggi nampak menunduk hormat.

Ada sosok lebih pendek darinya. Bukan, lebih kecil mungkin dibatas pinggangnya. Dia fokus menatap para kumpulan remaja itu. Meminta diam lelaki disebelahnya.

Kathréftis || End✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang