"Mas cerai, yuk."
Pak Azheff menatap gadis itu, sangat nyalang. Tatapan tajam nya seakan-akan menusuk indra penglihatan milik Faury.
'Istri prikkk!'
"Kamu mau makan apa, habis cerai dari saya?" Tanya laki-laki itu datar.
Faury berfikir sejenak, lalu menyengir lebar, "harus nya saya yang tanya begitu sama bapak. Bukan kah papa mertua saya bilang kalau kita cerai, bapak harus siap jadi gembel?"
"Oh jadi kamu mau cerai dari mas, karena harta?"
"Bukan atuh, ya karena pengen aja gimana sih rasanya jadi janda muda..." Sahut Faury santai, sembari berhayal dengan dagu ditopang sempurna, menggunakan kedua tangannya.
Plak!
Pak Azheff memukul paha gadis itu pelan, lalu menggeleng kan kepala nya berkali-kali. Sungguh stress sekali istri nya itu.
"Sakit, Anjingg!" Refleks Faury tidak tau tempat.
"Kamu ngumpatin saya? Berani ngumpatin dosen sendiri?"
Lagi dan lagi gadis itu menyengir lebar, memperlihatkan deretan gigi putih nya bagian depan. "Enggak atuh mas, saya replek tadi."
Pak Azheff memutar bola mata nya malas, lalu kembali melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda.
Hari ini, ia mengerjakan semua tugas kantor nya dirumah. Karena khawatir juga dengan kondisi Faury yang belum pulih sepenuhnya.
Namun sedari tadi, istri kecil nya itu tidak bisa berhenti mengganggunya bekerja. Mulai dari ngomong yang nggak jelas sampai bertanya hal-hal yang diluar logika.
"Kenapa orang gila tempat nya dirumah sakit jiwa?" Tanya Faury yang membuat pak Azheff sangat frustasi.
Kalau enggak dijawab gadis itu ngambek, giliran dijawab otak pak Azheff juga bisa ikutan gila.
Pak Azheff menggelengkan kepala nya ragu, takut gadis itu akan kesal.
"Karena kalau dihati saya, itu kan tempat.nya bapak."
Ck! Shit!
Pak Azheff menetral kan ekspresi nya sedatar dan secuek mungkin, lalu kembali menghadap ke laptop nya.
"Pak," panggil Faury dengan senyuman menggoda. Berkali-kali ia mencolek dada bidang suami nya yang terlihat tengah berpura-pura fokus itu diatas kursinya.
"Apa lagi?"
"Bapak tau nggak, kenapa bumi ini bentuk nya bulat?"
"Enggak-"
"Karena kalau love itu, cinta saya kebapak!"
Pak Azheff mengetatkan kedua rahang nya, menatap gadis itu dengan pandangan yang sulit diartikan.
Faury yang melihat itu, siap siaga menghitung mundur dalam hati nya, setelah nya langsung kabur begitu saja.
Brakkk!
"Pak!" Pekik Faury, begitu tubuh nya dihempaskan keatas sofa.
"Mau kemana, hm? Puas habis godain suaminya? Tanggung jawab dulu sini, jangan asal kabur aja, Ay." Bisik pak Azheff serak.
Faury menahan nafas nya, begitu jarak mereka sangat dekat sekali. Bahkan hidung mereka hampir bersentuhan jika Faury bergerak sedikit saja.
Tidak ada pilihan lain selain hanya memejam kan mata nya rapat-rapat, tidak berani melihat aksi apa yang dilakukan oleh pak Azheff selanjutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS DOSEN [END]
RomanceWarning⚠️Bucin Area! "Mas," "Iya kenapa, hm?" Aduh, seketika jantung Faury berdegup kencang hanya karena mendengar kata, 'hm'. "Kenapa, sayang?" Ulang pria itu lagi. Kiuwpiuwpiww... Aghiera Faury Ananta, gadis yang kerap disapa Faury itu merupaka...