35. Begadang

92.5K 7.7K 678
                                        

    Faury berfikir sejenak, begitu melihat dua mobil sport keluaran terbaru itu, terparkir sempurna didepan gerbang rumah milik nya.

Kedua mata gadis itu menyipit, setelah melihat plat mobil yang sangat dikenali nya. Ck, pasti milik papa dan Abang nya.

Ada gerangan apa, mereka bertamu siang bolong begini?

Faury berjalan lunglai, memasuki rumah kebesaran nya itu.

Sepulang dari kampus, memang enak nya langsung rebahan diatas kasur. Namun niat nya terpaksa urung, karena kedatangan mereka secara tiba-tiba.

"Antee Auryyyy...." Girang bocah kecil, yang berumur mungkin hampir dua tahun itu, sembari memeluk kaki Tante nya erat.

"Eh ada Shella," sapa Faury balik, memaksakan sebuah senyuman ramah.

"Baru pulang, Ry?" Tanya sang papa, dan dibalas anggukan oleh anak nya.

Gadis yang masih memakai outfit kampus nya itu, menyalami anggota keluarganya satu persatu, lalu memilih duduk disamping sang suami.

Pasal nya tadi, pak Azheff tidak masuk ngajar dikampus, karena ada urusan penting dikantor yang harus diselesaikannya.

"Sudah makan, hm?" Tanya pak Azheff lembut, sembari mengusap-ngusap rambut bagian belakang istri nya.

"Udah mas. Tadi makan dulu sebelum pulang, bareng Shezy."

"Kamu makan diluar, heh? Ingat Aury, kamu udah punya suami, harus nya makan dirumah bareng suami kamu!" Peringat Fanya tajam.

"Nggak papa kok ma, malahan kalau nungguin makan di rumah yang ada magh nya Faury bisa kambuh." Sela pak Azheff yang dibalas acungan jempol oleh Faury.

"Mama bener lho Zheff, aku selama jadi istri nya Reyyan nggak pernah tuh yang namanya makan diluar bareng teman-"

"Jadi istri tuh, harus bisa jaga martabat suami!"

"Alice," tegur Reyyan sedikit tidak suka, dengan tanggapan yang diberikan oleh istri nya.

"Apa? Kamu mau ngizinin aku keluyuran diluar, padahal dirumah kamu nggak keurus?"

Faury memutar bola matanya malas, kalau ada keluarga nya akan banyak drama yang terjadi dirumah tangga nya.

"Papa udah makan?" Tanya gadis itu pada Xavier, yang tengah asik mengacak-acak ponsel milik nya.

"Sudah sayang, kamu jangan lupa jaga kesehatan ya. Kalau mau makan diluar, pinter-pinter nyari restoran." Nasehat Xavier, sangat penuh dengan kasih sayang.

"Dengerin kata papa," bisik pak Azheff.

"Iya pa, nggak usah khawatir."

Xavier hanya mengangguk, sembari tersenyum hangat. Lalu melanjutkan aktivitasnya yang tadi sempat tertunda.

"Mas, kapan pulang ngantor nya? Kok nggak ngabarin aku?"

Pak Azheff terkekeh pelan, laki-laki itu merapatkan tubuhnya pada sang istri, lalu merangkul pinggang nya mesra.

"Maaf, mas tadi pulang cepat. Cuma tanda tangan kontrak kerja sama, aja"

Faury menganggukkan kepala, ia mulai merasa bosan duduk ditengah-tengah keluarga nya sendiri.

Memang durhaka sekali.

Kalau dengan ini membuat Faury durhaka, Faury rasa ia sudah bisa menyaingi Si Malin Kundang.

"Ini siapa yang nyiapin minum?"

"Bi Nami, sayang." Jawab pak Azheff seadanya.

"HARUS NYA KAMU YANG NYIAPIN ITU!" Sela sang Buna.

MAS DOSEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang