43. Pregnant

94.6K 8.6K 1.6K
                                    


Aku buat karakter Alice untuk kalian hujat🖕🤗

Tepat pukul dua dini hari, Faury terbangun dari tidurnya kurang nyenyaknya. Mencoba berbagai posisi, namun tetap saja matanya terpaksa terbuka.

Faury mengusap keringat yang bercucuran dari dahi dan lehernya. Padahal menurut Faury, ia sama sekali tidak mengalami mimpi buruk, lalu kenapa keringat dingin itu membasahi sekujur tubuhnya.

Gadis itu meraba-raba kasur sebelahnya, mencari dimana posisi sang suami. Ia mendengus kesal, karena ternyata pak Azheff tidur di ranjang paling ujung.

Dengan gerakan malas, Faury bergeser secara perlahan, mendekat kearah suaminya lalu membuka lipatan tangan laki-laki itu, kemudian menenggelamkan kepala didalamnya.

Pak Azheff yang merasa terganggu dengan gerakan Faury, membuka matanya perlahan. Alangkah terkejutnya laki-laki itu, saat merasakan suhu badan istrinya yang terasa berbeda dari biasa.

"Sayang," panggil pak Azheff pelan, sembari memperbaiki posisi tidur istrinya. Dengan gercep, laki-laki itu bangun dari tidurnya lalu memeriksa tubuh Faury.

"Hei bangun dulu, kamu kenapa Ay? Sakit, hm?" Khawatir pak Azheff.

Faury hanya meracau tak jelas, memperbaiki letak selimutnya lalu menungkupkan kepala dipaha suaminya.

Pak Azheff khawatir bukan main, ia menyibak rambut istrinya, dan benar saja wajahnya terlihat pucat pasi seakan-akan kehidupan pun hampir berakhir disana.

"Astaghfirullah, kamu kenapa sih Ayy? Apanya yang sakit? Kita ke Rumah Sakit aja yuk, jangan buat mas khawatir, sayang."

Mendengar nada khawatir suaminya, Faury berusaha bangkit dari tidurnya.

"A-aku nggak pa--"

"Huek huekk huekkk..."

Dengan cepat, gadis itu langsung berlari kearah kamar mandi, memuntahkan cairan bening keluar dari mulutnya.

"Huek huekkk..."

Pak Azheff yang melihat itu tambah cemas, ia mengusap sudut bibir istrinya menggunakan ibu jari lalu menciumnya singkat.

"Lemes," lirih Faury seperti tidak kuat lagi menopang berat badannya.

"Sabar ya Ayy, ayo mas gendong." Ujar pak Azheff, sembari membawa Faury kembali ketempat tidur mereka.

Setelah meletakkan Faury diatas kasur, pak Azheff berinisiatif membuatkan istrinya teh panas. Tapi sepertinya niatnya tak tersampaikan, karena tiba-tiba saja gadis itu menarik pergelangan tangannya.

"Nggak mau ditinggal," rengek Faury terdengar sangat manja.

"Cuma buat teh bentar, sayang."

"Nggak mau, maunya mas aja hiks."

Pak Azheff menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal, dengan ragu laki-laki itu menganggukkan kepalanya pelan.

MAS DOSEN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang