"Alice kamu suduk aja sayang, biar Faury yang bawain barang-barang kamu." Sarkas wanita cantik itu, sambil bersidekap dada.
"Bun,"
"APA LAGI AURY? BAWAIN KOPER KAKAK IPAR KAMU KEDALEM!"
Hari ini, bang Reyyan dan keluarga kecilnya sudah pindah ke Apartemen milik Faury, tentu saja dibantu oleh sang Buna.
Gadis itu mengusap dadanya sabar, setiap kali wanita paruh umur itu memerintahnya untuk melakukan segala hal yang sungguh membabukan putri tunggal nya sendiri.
"Baik, Buna."
Bang Reyyan yang sedang menggendong anaknya, merasa tak enak hati pada sang adik.
Bukan tidak enak, lebih tepatnya merasa kasian melihat Faury yang tidak ada duduk nya sedari tadi.
"Kamu gendong Shella bentar, biar aku bantuin Faury bawa semua koper nya..." Ujar bang Reyyan.
Mengingat dan menimbang jumlah koper mereka yang sampai angka sepuluh itu, sangat tidak etis sekali kalau semua barang nya dibebankan pada Faury.
"Tapi kalau gendong Shella perut aku keram, sayang," sahut Alice, sambil mengusap-usap perut nya yang mulai membuncit.
"Nggak usah Rey, kasian juga sama Alice. Biarin Aury aja, lagian tinggal beberapa koper lagi kok. Nggak banyak juga." Jawab Fanya ikut menimpali.
"Bun,"
"KAMU NGGAK KEBERATAN KAN, AURY?"
"Sama sekali nggak Buna," jawab Faury cepat, sembari menarik sudut bibirnya, memaksakan sebuah senyuman yang sangat manis sekali.
Semua orang tanpa beban kecuali dosa itu, mendahului langkah Faury untuk masuk ke apartemen nya terlebih dahulu.
Jauh berbeda dengan Faury sendiri, yang masih menyeret-nyeret koper dikedua tangannya, berjalan tertinggal dibelakang.
Hufttt
Butuh waktu setengah jam untuk menyelesaikan semua pekerjaan, Faury memilih duduk diatas sofa menghampiri keluarga nya yang tengah bersantai ria.
"Papa nggak ikut, Bun?" Tanya Faury tiba-tiba.
"Papa kamu kan sibuk!"
Faury hanya menganggukkan kepalanya, lalu tatapan nya beralih pada Shella yang tengah menguap kecil seperti menahan kantuk.
Cup!
Gadis itu mendaratkan sebuah kecupan singkat, dipipi gembul milik ponakannya. Lalu mengusap rambut halusnya, pelan.
"Pindahin Shella kekamar nya dong Ry, kasian dia pasti kecapekan." Pinta Alice, langsung saja menaruh Shella kepangkuan adik ipar nya.
Mendengar itu sontak Reyyan langsung menoleh kearah istri nya, "kamu aja yang mindahin, apa susah nya?" Tanya laki-laki sedikit datar.
"Biar Aury sekalian belajar jadi ibu Rey, nantikan dia juga mau punya anak. Iya kan Buna?"
"Benar kata Alice. Nggak mungkin kalau nanti udah punya anak, masih nyusahin buna gendong bayi nya!" Sarkas Fanya yang membuat Faury mengangguk tertekan.
"Sini, Shella nya."
Setiba nya dikamar, Faury menghentak-hentakkan kaki nya kesal. Ia melirik Shella sekilas, lalu mengusapkan wajahnya frustasi.
"Arghhh, sial banget! Anjing, Anjing, Anjinggg! Bisa stresss gue lama-lama!!"
Beberapa saat setelah itu, Faury kembali mengatur ekspresinya sebelum kembali keluar menemui keluarga nya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS DOSEN [END]
RomanceWarning⚠️Bucin Area! "Mas," "Iya kenapa, hm?" Aduh, seketika jantung Faury berdegup kencang hanya karena mendengar kata, 'hm'. "Kenapa, sayang?" Ulang pria itu lagi. Kiuwpiuwpiww... Aghiera Faury Ananta, gadis yang kerap disapa Faury itu merupaka...