MAS DOSEN [END]

13. Lamaran

Follow ig aku : windaresta13
Link nya ada diprofil.

"Saya mau melamar, Faury. Sekaligus mau minta restu, untuk memperistri putri om dan tente." 

Deg!

Plakk!

Gadis yang tengah menggunakan piama kartun itu membulat kan mata nya sempurna.

Ia terkejut ketika merasakan pipi nya memanas, akibat tamparan dari pria dewasa, yang sialnya itu papa kandung nya sendiri.

"Pa!" Ujar Fanya tak suka.

Mereka semua kaget dengan pernyataan tiba-tiba dari seorang pria tampan, yang langsung meminta anaknya tanpa aba-aba.

Seketika otak mereka langsung digeroti oleh berbagai macam  fikiran negatif.

Dua jam yang lalu, kedua orang tua Faury beserta Abang dan kakak ipar nya datang datang ke Apartemen,  setelah mendengar kabar dari Shezy kalau perempuan tunggal dikeluarga mereka dalam keadaan sakit.

"MAKSUD NYA APA AURY?!"

Xavier sangat geram, bahkan kedua tangannya sudah terkepal.

"Pa, Aury bisa jelasin."

"JELASIN APA, HAH?"

Ia menatap tangan kiri nya yang tadi digunakan untuk menampar pipi sang putri, kesayangan nya.

Bugh!

Satu pukulan dengan tangan yang sama, mendarat mulus disudut bibir pak Azheff.

"Pa," panggil Fanya ketika melihat wajah tak bersahabat dari suami nya.

Fanya mengelus tangan kekar Xavier lalu tersenyum tulus, seakan-akan mengatakan semua nya baik-baik saja.

"Kamu apain anak saya? Jangan bilang Faury sakit karena hamil anak, kamu?!" Sarkas Xavier yang langsung dibalas gelengan oleh Faury.

Gadis itu tidak menyangka, kalau papa nya akan berfikir sejauh itu.

"Pa, papa ngomong apa sih? Aury nggak mungkin lakuin hal itu."  Jawab Faury setenang mungkin, gadis itu tersenyum pedih berusaha mengusir rasa sakit akibat mulut kasar papa nya tadi.

"Om, om jangan salah paham dulu. Saya datang dengan niat baik-baik, dan omongan om tadi, salah besar." Jawab pak Azheff.

Reyyan yang sedang memangku Shella, langsung saja memberikan putri nya itu pada Alice, istri nya.

"Saya tidak mengerti apa yang terjadi. Jika niat anda memang baik, mana orang tua anda? Maaf sebelumnya, saya rasa anda terlalu lancang,  datang melamar anak orang sendirian?" Tegas Reyyan terdengar sangat formal.

"Dan saya rasa remaja seperti kalian, belum bisa hidup berumah tangga." Lanjut nya.

Remaja? Pak Azheff terkekeh sinis.

Kalau dilihat dari wajah, sepertinya bang Reyyan memang sedikit lebih tua dari pada pak Azheff.

Laki-laki hampir dewasa itu, jadi bingung sendiri mau manggil Abang calon istri nya itu dengan sebutan apa.