Follow ig aku : windaresta13
Link nya bisa cek di profil."Hoam..."
Pagi-pagi sekali Faury bangun dari tidurnya. Setelah mencepol asal rambut curly kebanggaannya itu, Faury memilih bergegas turun dari ranjang dan mengabaikan sang suami yang masih tertidur pulas disisi kasur.
Minggu pagi, memang sangat menggiurkan untuk tidur sampai matahari terbit dengan terik. Tapi itu tidak berlaku bagi gadis berusia matang sembilan belas tahun, yang tengah bertekad belajar menjadi istri yang baik.
Faury berjalan kedapur, mendapati dua orang asisten rumah tangga yang sedang ngobrol santai, sambil memasak makanan.
"Eh, non Aury udah bangun?" Tanya wanita paruh baya, yang bernotabene sebagai juru masak dirumahnya.
Faury menganggukkan kepala, lalu menjawab, "iya bi."
"Non mau dimasakin apa?" Tanya wanita satu lagi.
"Um- bi, Aury mau ikut masak, boleh?" Tanya Faury tiba-tiba.
Kedua juru masak kepercayaan pak Azheff itu saling berpandangan, menatap ragu pada majikannya yang masih menggunakan piama.
"T-tapi non, masalah nya pak Azheff itu-"
"Boleh atuh non," Potong wanita berperawakan lebih pendek itu, cepat.
Faury tersenyum sumringah, mendapati jawaban yang sesuai dengan apa yang diinginkannya.
"Kita masak apa bi?"
"Sop ayam aja non, tuan suka itu."
" Okay, that's easy!"
Dengan senyuman yang merekah, perempuan itu meraih sebuah pisau lalu mengambil beberapa wortel, bawang bombai, dan ayam kemasan, kemudian memotong nya dengan lihai.
Kedua pembantu itu sampai tidak percaya, masih ada remaja seusia majikan mereka itu, pada zaman sekarang pandai didapur.
"Ekspresi nya biasa aja bi," kekeh Faury.
Sudah Faury katakan dari awal, dia bukannya tidak bisa memasak, hanya saja kalau dirumah Bunanya, dia sering mager.
Toh, untuk apa gunanya pembantu, kalau yang mengerjakan masalah kira-kira dapur masih majikan, begitulah fikiran sempit Faury waktu itu.
Tapi berbeda dengan sekarang, gadis itu sangat bertekad untuk belajar menjadi istri yang baik
Bukan hanya untuk membuat suaminya agar betah dirumah, melainkan ia juga ingin membuktikan pada sang Buna, ia bisa lebih baik dari pada kakak ipar nya.
Bukannya iri atau gimana, cuma ia tidak suka dibanding-bandingkan terus dengan Alice, terlebih itu keluarganya sampai menuntut faury agar bisa sama seperti istri abang nya.
"Hapunten non Aury, non Aury bisa masak? Bibi kira-"
Faury tertawa pelan, mendengar pertanyaan ragu yang keluar dari ART yang bernama Sumi itu.
"Aury pernah ikut kursus masak bi, selama satu tahun malahan, ya karena dipaksa Buna sih." Jawab Faury sekenanya.
Memang Fanya begitu keras mendidik anaknya agar bisa semuanya, sampai Faury yang waktu itu masih kelas satu SMP, sudah disuruh ikut kursus masak memasak.
"Jaman sekarang sulit pisan teh, nyari remaja yang kayak non Faury." Kekeh bi Nami ikut menimpali.
"Benar kata bi Nami, anak saya aja yang ibunya pembantu malah sibuk sama naon teh nama nya, kopop?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MAS DOSEN [END]
RomanceWarning⚠️Bucin Area! "Mas," "Iya kenapa, hm?" Aduh, seketika jantung Faury berdegup kencang hanya karena mendengar kata, 'hm'. "Kenapa, sayang?" Ulang pria itu lagi. Kiuwpiuwpiww... Aghiera Faury Ananta, gadis yang kerap disapa Faury itu merupaka...