Chapter 8

3K 414 72
                                    

~~~

"Yummy!" Flo bergumam demikian saat menikmati ice cream ditangannya.

Semenjak tinggal sendirian di apartemen, berbagai kebutuhan Flo memang dia urus sendiri. Hampir setiap minggu, Flo pergi berbelanja ke swalayan. Dan ternyata kegiatan tersebut terasa menyenangkan, hitung-hitung belajar mandiri juga. Karena sebelumnya, Flo itu paling anti keluar rumah sendirian. Jika tidak bersama ke-empat sahabatnya, Flo selalu meminta Pak Hamdan untuk mengantarnya kemana pun.

Flo sempat menghentikan langkahnya, melihat pesan yang baru saja dikirimkan Mommy nya. Meskipun jauh di sana, tapi kedua orang tuanya tidak pernah lepas memperhatikannya. Bahkan, setiap hari pun mereka selalu melakukan panggilan video call untuk melepas rindu.

Flo tersenyum. Namun, belum sempat ia membalas pesan tersebut, teriakan seseorang sudah lebih dulu terdengar.

"MBA, AWAS MBA!!!"


BRUK!!!


Kejadiannya berlalu dengan sangat cepat.

Flo yang tidak tahu apa-apa, jelas tidak bisa menghindar saat ada motor yang menyerempet tubuhnya. Ponsel serta kantong kresek berisi belanjaannya, kini sudah berceceran di trotoar. Flo hanya bisa mengaduh kesakitan, saat motor tersebut kembali melaju dengan kecepatan tinggi.

"WOI, ANJING!!!"

Kebetulan sekali.

Dilihatnya, Gavin dan Laskar langsung menancap gasnya, mengikuti motor tersebut. Sementara Naresh dan Ethan, buru-buru turun dari motornya, menghampiri Flo yang sedang ditolong oleh ibu-ibu, yang tadi sempat meneriakinya juga.

"Mana yang luka?" Tanya Naresh memperhatikan keseluruhan tubuh Flo.

Dia tidak bisa menyembunyikan kekhawatirannya, saat melihat motor tadi dengan sengaja menghantam tubuh mungil sahabatnya ini. Kenapa jelas disengaja? Karena Flo sendiri sedang berjalan di trotoar khusus pejalan kaki.

Brengsek!

Mereka berempat ini, rencananya memang akan main ke apartemen Flo. Namun, siapa yang menyangka, mereka justru disuguhkan kejadian yang tidak terduga.

"Ahhh, perih. Pelan-pelan." Ringis Flo saat Naresh mencoba melihat luka di sikut tangannya.

"Bu, makasih." Ucap Ethan setelah menerima barang-barang Flo yang baru saja dibereskan oleh beliau.

"Sama-sama. Itu pelaku kejahatan kayanya, laporin aja, bahaya." Sarannya. "Karena sekarang  ada Mas nya, saya duluan kalo gitu. Permisi."

Ethan membalasnya dengan anggukan serta senyum tipis. Lalu matanya beralih ke arah Flo yang kini sudah berkaca-kaca, sembari memeluk Naresh.

"Sttt, jangan nangis. Ada lagi yang luka, ga? Coba gue liat dulu."

"Kaki, ngilu sedikit."

"Yaudah, sekarang ke apart dulu, yaa? Biar bisa diobatin." Ucap Naresh yang langsung diangguki Flo.

"Sini, Flo biar gue yang gendong." Ucap Ethan.

Sementara Naresh, berlari kecil ke arah motornya.

"Perih, Ethan!!!" Adu Flo pada lelaki yang saat ini tengah menggendongnya. Membawanya menuju Naresh.

"Sebentar lagi juga ilang. Tahan ya, cantik."

~~~

Sesampainya di apartemen, luka Flo langsung dibersihkan dan diobati. Mengantisipasi agar tidak terkena debu, bagian sikutnya ditutupi oleh perban. Sementara kakinya, terlihat luka memar biasa. Tidak terlalu parah.

Princess of My Heart [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang