~~~
Florence, Italy.
Ciuman lembut yang tampak bergairah itu, berhasil membuat keduanya memperdalam lagi pagutan bibir mereka yang dirasa semakin memabukkan. Tangan yang saling meremas satu sama lain. Serta kedua mata yang memejam, seolah benar-benar ingin menikmati kegiatannya kali ini. Dan, tampaknya tak ada yang ingin mengalah, karena mereka berdua begitu sama-sama mendominasi.
Meskipun napas keduanya sudah mulai menipis, namun sepertinya mereka masih ingin bertahan lebih lama lagi, untuk saling memuaskan satu sama lain. Jika tadi malam adalah malam yang bergairah. Maka, pagi ini adalah pagi yang juga tak kalah indah.
Hari pertama di Florence, Italy, menjadi hari yang berserajah, yang tentunya tidak akan mereka lupakan.
"Good morning, princess."
Suara serak dengan tatapannya yang masih bergairah, membuat si gadis tersipu malu. Ia sekarang bahkan sudah menyembunyikan wajahnya pada lekuk leher si lelaki.
Pemandangan dari luar yang tersaji dengan sempurna, tampaknya menambah momen manis pasangan suami-istri ini yang memang sedang berbulan madu disini.
"Kok jadi malu-malu lagi?" Gemas Denzel terkekeh pelan, sembari menaikkan sebelah alisnya.
"Om, sih!!!"
"Saya?" Tunjuknya pada diri sendiri.
"Iya, Om Denzel itu cobaan terberat aku!"
Denzel otomatis mengulum senyumnya, merasa semakin gemas. "Gapapa, sekarang kan kamu udah bebas. Kita udah punya status yang jelas dan sah, princess."
"Tetep aja!" Cicit Flo pelan.
Jelas ini termasuk tiba-tiba. Meskipun selama berpacaran mereka terkadang melakukan skinship, tetap saja tidak se-intim sekarang, bukan?
Dan, seperti yang kalian tahu, bukan? Denzel ini adalah laki-laki pertama yang memperkenalkan apa itu jatuh cinta. Denzel, juga laki-laki pertama yang berhasil menyandang status sebagai kekasih, tunangan, dan sekarang suami dari seorang Florenza Qiandra.
"Makasih banyak, ya."
"Hmm?"
Denzel tersenyum, saat menyadari rona kemerahan di kedua pipi Flo. Ya, pastinya Flo peka dengan makna dari ucapan terima kasih Denzel barusan yang terdengar penuh ketulusan.
"Makasih, princess. Saya sayang sama kamu. Saya bakal berusaha sebaik mungkin, karena sekarang saya yang bertanggung jawab penuh atas kebahagiaan kamu."
"Kebahagiaan yang Om kasih sampai saat ini, itu udah lebih dari cukup."
"Selama kamu bahagia, saya juga bahagia, princess. Pointnya, sesederhana itu."
Flo mengalungkan kedua lengannya dileher Denzel. Dengan posisi kaki yang menjinjit, Flo memejamkan matanya saat bibirnya kembali bersentuhan langsung dengan bibir Denzel.
Begitu pula dengan Denzel, yang kini mengeratkan pelukannya di pinggang ramping Flo. Kedua sudut bibirnya sempat tertarik ke atas, karena merasa gemas dengan pergerakan Flo yang tiba-tiba.
Ciuman yang berjalan lembut itu, benar-benar membuat seorang Denzel Edelsteen candu. Sosok istrinya saat ini, sungguh sempurna. Apalagi sekarang, Flo sudah sepenuhnya menjadi miliknya. Tentu ada kepuasan serta kebahagiaan tersendiri bagi Denzel. Karena selain memang jodohnya, dia jugalah pemenangnya. Denzel benar-benar tidak segan untuk menyombongkan hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess of My Heart [Completed]
FanfictionBerawal dari sebuah pertemuan yang tidak disengaja, hingga tanpa sadar membawa keduanya terjebak dalam perasaan yang sama. "Sekali lagi, terima kasih?" Mengerti tatapannya, Flo langsung menyerukan namanya. "Flo, Florenza Qiandra." "Yaa, terima kasih...