~~~
"Gimana?"
"Beres, Tuan. Semuanya sudah berjalan sesuai dengan rencana."
Putra tersenyum puas. "Kerja bagus. Kalian semua memang bisa diandalkan."
"Setelah ini, kalau mereka masih berani macam-macam. Segera lakukan pergerakan lagi!" Lanjut Putra yang seolah masih belum puas dengan penderitaan Denzel, juga orang-orang terdekat lelaki itu.
Lihat saja, dirinya tidak akan berhenti sebelum Denzel menyerahkan apa yang dia incar dan dia inginkan sejak dulu. Anak kecil itu memang senang bermain-main dengannya, sepertinya.
Putra juga kini menyesal, kenapa tidak sejak dulu saja dia melenyapkan Denzel. Karena dengan begitu, langkahnya untuk menguasai D'El Corporation sepenuhnya pasti tidak akan sulit seperti sekarang ini.
"Semua ini tidak akan berakhir dengan mudah, Denzel. Camkan itu baik-baik!" Gumam Putra menatap sinis foto Denzel dalam genggamannya.
Cih, selama Putra memiliki kekuasaan, Putra tidak akan mengenal takut. Apapun itu, harus ia lakukan untuk menguasai D'El Corporation. Termasuk menghancurkan Denzel, bahkan menghabisi lelaki itu, yang notabene-nya adalah keponakannya sendiri.
"Kali ini kamu harus ngambil langkah cepet. Kalo perlu ga usah pikirin lagi Denzel, kita fokus aja ngincer perusahaannya. Masalah Denzel, mau dia ga selamat pun, itu malah jadi kabar baik untuk kita." Tambah Hera.
"Iya, kamu tenang aja. Aku udah pikirin rencana kedepannya baik-baik."
"Jangan sampe kita kalah, pokonya! Keponakan kamu itu emang harus dikasih pelajaran!"
"Sekarang dia udah bukan keponakan aku lagi. Dia musuh kita, yang harus kita lenyapkan, sayang."
Hera tersenyum puas, mendengar penuturan suaminya. Tidak sabar rasanya untuk menyingkirkan Denzel sesegera mungkin.
~~~
Flo masih bertahan dalam posisinya, memeluk Denzel. Bedanya, kali ini mereka sudah berada di dalam apartemen, menunggu kedatangan empat sahabat Flo, yang sebelumnya sudah dihubungi oleh Denzel.
"Sssttt, udah jangan nangis." Denzel tidak berhenti menenangkan Flo, yang masih menyembunyikan wajahnya dalam dekapannya.
"Saya semakin ngerasa bersalah, kalo ngeliat kamu kaya gini."
"Om, kenapa bisa ada disini?" Tanya Flo pelan. Mengabaikan ucapan Denzel barusan.
"Maaf, kamu pasti ga seneng, ya? Saya ada disini?"
Flo mengangkat wajahnya, untuk bisa menatap Denzel secara langsung. "Kata siapa?"
Denzel tersenyum tipis, balas menatap wajah cantik Flo yang terlihat begitu sembab. "Saya cuma berusaha ngelindungin kamu dari orang berbahaya itu."
"Om tau dia siapa?"
Anggukan dari Denzel, membuat rasa penasaran Flo melambung. "Siapa emang?"
"Ga usah dipikirin. Itu biar jadi urusan saya."
Flo tiba-tiba memeluk Denzel lagi, untuk yang ke-sekian kalinya. Sudah terhitung beberapa kali, Flo juga melihat secara langsung bagaimana Denzel yang terluka karena oknum-oknum itu. Tapi tunggu, apakah ini termasuk orang yang sama?
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess of My Heart [Completed]
FanficBerawal dari sebuah pertemuan yang tidak disengaja, hingga tanpa sadar membawa keduanya terjebak dalam perasaan yang sama. "Sekali lagi, terima kasih?" Mengerti tatapannya, Flo langsung menyerukan namanya. "Flo, Florenza Qiandra." "Yaa, terima kasih...